Jenazah Diduga Corona Dibungkus Plastik, Ini Penjelasannya
Kegelisahan masyarakat Indonesia soal virus corona muncul lantaran
seorang WNI laki-laki, 37 tahun yang diduga corona meninggal, di RSUP dr. Kariadi Semarang, Minggu, 23 Februari 2020.
Dikutip dari Vice Indonesia, sebelumnya WNI tersebut melakukan perjalanan udara dari Spanyol dan transit di Dubai. Gejala yang ia alami membuat rumah sakit segera mengisolasi pasien untuk langkah mengantisipasi wabah virus corona.
Khawatiran semakin bertambah, setelah foto jenazah dibungkus plastik ketika dimakamkan, tersebar di media, pada Rabu, 26 Februari 2020.
Mengenai penjelasan jenazah yang dibungkus plastik ini, Prof Nasronudin, dokter spesialis penyakit dalam mengatakan, jenazah yang dibungkus plastik sudah biasa dalam dunia kedokteran.
Prosedur itu juga dilakukan pada pasien yang meninggal akibat virus hepatitis, bronchitis, dan pneumonia. Jenazah dibungkus plastik bertujuan untuk melindungi keluarga dan lingkungan terdekat.
"Jangan terlalu khawatir, sebab semua pasien yang meninggal karena infeksi virus akan disarankan seperti itu," terang Nasron biasa ia disapa.
Sebab, menurut Nasron, bila seseorang meninggal karena terinfeksi virus, bagian tubuhnya seperti telingga, mulut, serta pori-pori kulit akan mengeluarkan cairan yang bisa menulari orang di sekitarnya. "Untuk itu disarankan mengunakan plastik," katanya.
Ungkap Nasron, prosedur keamanan seperti itu sudah sangat lumrah di dunia kedokteran. Jadi tak perlu beranggapan yang tidak-tidak.
"Infeksi sangat banyak jenisnya, jadi jangan langsung berangapan kalau itu corona," imbuhnya.
Ia pun memaklumi kekhawatiran masyarakat Indonesia saat ini. Karena penyebaran virus corona semakin hari semakin meluas. Meski demikian ia tetap mengimbau, untuk masyarakat Indonesia agar tidak terlalu panik dan hiperresponsif.
"Yang dilakukan saat ini bergaya hidup sehat dan jaga kebersihan. Selain itu tingkatkan kekebalan tubuh dengan olahraga serta mengkonsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh," tutupnya.