Haul ke-44, Habib Sholeh Tanggul Ijazahkan Shalawat Mansub
Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid Tanggul Jember, dikenal sebagai Waliyullah yang karomah, terkenal doanya yang mustajab. Haul ke-44 Habib Sholeh dihadiri ribuan massa umat Islam, di Tanggul Jember, Sabtu - Minggu malam, 6-7 Juni 2020.
Seperti ditayangkan langsung di media sosial youtube, mereka tak memedulikan kondisi pandemi Covid-19, karena kecintaannya pada Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam (SAW) dan para pecintanya, yakni para Waliyullah itu.
Semasa hidupnya, Habib Sholeh Tanggul -- demikian masyarakat akrab memanggilnya-- berkata 'Du'a'i yasbiqul barq', doaku mendahului petir yang menyambar. Abah Guru Sekumpul menjuluki beliau sebagai Syekh Abu Bakar bin Salim-nya Indonesia.
Sebelumnya, Habib Sholeh sering mengikuti pengajian KH Ahmad Qusyairi di Tanggul, tetapi setelah tanda-tanda kewalian Habib Sholeh mulai nampak, KH. Qusyairi-lah yang mengaji kepada Habib Sholeh.
Awal perjalanan suluk Habib Sholeh dimulai ketika bertemu Nabi Khidir di stasiun Tanggul Jember. Diriwayatkan beliau uzlah selama 3 tahun, kemudian Habib Sholeh berangkat haji setelah mendapat isyarah dari datuknya Rasulullah SAW untuk mengunjunginya di Madinah.
Sepulang dari haji, Habib Sholeh kaget melihat rumahnya yang sederhana telah dipugar oleh masyarakat. Dengan sedikit menyesal Habib Sholeh mengatakan, "Padahal di rumah itu saya shalat berjamaah dengan Rasulullah lima waktu".
Beliau khalifahnya al-Quthb Habib Abu Bakar Assegaf Gresik. Habib Abu Bakar sendiri yang memakaikan imamah di atas kepala Habib Sholeh yang mulia. Wirid harian Habib Sholeh adalah Dalailul khoirot, yang dirasakan kelezatan setiap mengamalkannya.
Nasihat yang paling sering disampaikan adalah agar berbakti kepada orangtua, menjaga shalat jamaah lima waktu, dan mengisi waktu antara Maghrib dan Isya dengan membaca Al-Quran.
Para wali yang sezaman dengan Habib Sholeh Tanggul, seperti Habib Husen bin Hadi Probolinggo, Habib Ali Kwitang, Kiai Hasan Genggong, Mbah Malik bin Ilyas Purwokerto, Kiai Hamid Pasuruan, Habib Idrus bin Salim al Jufri Palu, Habib Abdul Qodir Assegaf Jeddah, dll. Seluruhnya mengakui ketinggian maqam Habib Sholeh.
Kiai Hamid Pasuruan semasa hidupnya sering berpesan kepada murid-muridnya: 'Bila berpergian ke arah timur hadiahkan Al-Fatihah untuk Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid Tanggul, sedang bila berpergian ke arah barat hadiahkan Alfatihah untuk Habib Husen bin Abu Bakar Al-Aydrus Luarbatang, Jakarta".
Habib Sholeh saat menjamu tamu tanpa pandang kelas, semuanya dilayani dengan baik dan ramah. Bahkan, Sang Habib sendiri yang menimba air dari sumur untuk keperluan tamu-tamu ketika itu. Ketika para tamu tidur nyenyak Habib Sholeh dengan sabar mengelilingi mereka dan meletakkan obat nyamuk bakar, agar semua tamu terhindar dari gigitan nyamuk.
Saat fajar menyingsing, Habib Sholeh memberi makan kambing dengan kulit pisang, bahkan ikan di kamar mandinya pun tak luput dari perhatian belas kasihnya. Termasuk semut yang ada di kediaman mulianya tak lepas dari perhatiannya dengan taburan gula sebagai makanannya. Habib Sholeh Tanggul sangat luar biasa kasih sayangnya kepada makhluk-makhluk Allah.
Peninggalan Habib Sholeh yang masih dirasakan berkahnya oleh banyak orang sampai sekarang adalah Shalawat Manshub.
Allahumma shalli 'ala sayyidina muhammadiin shalatan
taghfiru bihadz dzunuub
wa tuslihu bihal quluub
wa tan thaliqu bihal 'ushuub
wa taliinu bihash shu'ub
wa 'aala aalihi washahbihi wa man ilahi mansuub.
Diamalkan setelah shalat fadhu 3 kali atau 11 kali.
Apabila ada hajat penting, dibaca 41 kali setelah shalat.
Fadhilah Shalawat Manshub
1. Segala hajatnya insya Allah dikabulkan;
2. Sebagai obat segala penyakit;
3. Dibacakan pada segelas air, insya Allah bisa sebagai obat.
Demikian semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.