Hatice Cengiz, Tunangan Khashoggi: Hukum Mati Pangeran Saudi
Tunangan mendiang jurnalis Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz dan pelapor khusus untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai bersuara keras. Mereka menuntut Washington untuk menjatuhkan hukuman ke putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) atas dugaan pembunuhan.
Seruan itu menyusul pernyataan Amerika Serikat pada Jumat yang mengumumkan laporan secara terbuka berdasarkan berkas intelijen AS bahwa putra mahkota berinisial MbS menyetujui pembunuhan Jamal Khashoggi.
Presiden Joe Biden pun menyatakan bakal mengumumkan keputusan terkait Arab Saudi pada Senin 1 Maret 2021. Tapi Amerika Serikat belum juga menjatuhkan sanksi terhadap pemimpin de facto Arab Saudi berusia 35 tahun tersebut.
"Sangat penting bahwa putra mahkota, yang memerintahkan pembunuhan brutal terhadap orang tak bersalah dan tak berdosa, harus segera dihukum," tulis tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz dikutip dari AFP.
"Ini tidak hanya akan mendatangkan keadilan yang kami cari untuk Jamal, melainkan juga bisa mencegah tindakan serupa berulang di masa depan," sambung dia.
Mestinya, ungkap Cengiz, usai kemunculan laporan tersebut maka tak ada lagi legitimasi politik bagi Putra Mahkota. Akan tetapi menurut dia, laporan AS itu tak terlalu berdampak.
"Kebenaran--yang sudah diketahui--telah terungkap sekali lagi, dan sekarang sudah dikonfirmasi," ungkap Cengiz.
"Namun ini tidak cukup. Karena kebenaran hanya bisa bermakna jika keadilan bisa dicapai," lanjut dia lagi.
Ungkapan itu lantas digaungkan di Jenewa oleh pelapor khusus PBB tentang eksekusi di luar hukum dan perlakuan sewenang-wenang, Agnes Callamard. Dia menyebut kelambanan Washington menghadapi Pangeran Mohammed sebagai hal yang sangat mengkhawatirkan.
"Menurut saya, ini sangat bermasalah--jika bukan berbahaya--lantaran mengakui kesalahan seseorang dan kemudian mengatakan bahwa tidak akan melakukan apa-apa," tegas Callamard kepada wartawan.
"Saya menyerukan kepada pemerintah AS untuk bertindak atas temuan publiknya dan memberikan sanksi kepada MbS atas apa yang telah dia lakukan," ungkap dia lagi.
Pemerintah Saudi yang semula menyatakan tidak memiliki informasi tentang Khashoggi mengatakan bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Tapi menganggap insiden itu sebagai operasi yang tidak melibatkan pangeran.
Melalui sebuah pernyataan pada Jumat malam, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyatakan menolak sepenuhnya laporan AS yang diklasifikasikan sebagai berkas terbuka tersebut.
Khashoggi merupakan warga negara AS yang mengkritik Arab Saudi. Dia menuliskan kolom opini melalui Washington Post terkait kritik kebijakan MbS.
Pada Oktober 2018 silam saat hendak mengurus dokumen pernikahannya dengan Cengiz, Khashoggi dibunuh dan dimutilasi anggota tim operasi yang diduga terkait pangeran di konsulat kerajaan di Istanbul. Demikian dilansir AFP.