Hati Itu Seperti Cermin, Ini Dimensi Spiritual Islam
Banyak orang menganggap pentingnya menjaga hati. Namun, apa ssesungguhnya hati bagi orang beriman?
Untuk mempertebal hal itu, sebuah hadits memberikan arah bagi pemahaman tentang hati yang digariskan Rasulullah Muhammad Saw.
Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Untuk memperjelas hal itu, berikut ngopibareng.id menghadirkan penjelasan Ustadz Ilham Zubair dari Wiyung Surabaya.
“Hati bagaikan cermin, sedangkan nafsu seperti nafas. Cermin buram setiap kali kau bernafas padanya. Hati seorang fasik tak ubahnya seperti cermin milik lelaki tua renta yang tak lagi perhatian untuk membersihkan atau menggunakannya."
Syekh Ibnu Atha’illah mengatakan:
“Hati bagaikan cermin, sedangkan nafsu seperti nafas. Cermin buram setiap kali kau bernafas padanya. Hati seorang fasik tak ubahnya seperti cermin milik lelaki tua renta yang tak lagi perhatian untuk membersihkan atau menggunakannya. Sebaliknya, hati yang mengenal Allah bagaikan cermin milik pengantin wanita. Setiap hari ia melihat cermin tersebut sehingga tetap bening dan mengkilat."
"Perhatian utama seseorang yang zuhud adalah bagaimana memperbanyak amal, sementara perhatian utama orang yang arif adalah bagaimana meluruskan keadaan jiwa. Hati adalah tempat tatapan Tuhan. Nabi SAW bersabda, ‘Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.’”
Demikian dijelaskan Syekh Ibnu Atha’illah dalam Kitab Taj Al-‘Arus.
Semoga kita bisa mengawal hati kita dengan baik sehingga hidup menjadi indah dan Bahagia. Amin. (adi)