Hati-Hati Bermedsos di Bulan Ramadhan
SELAMA Ramadhan, kita perlu mengoptimalkan semangat ibadah di bulan suci ini. Begitu bersemangatnya, hingga kadang-kadang kita mengumbar informasi soal kegiatan kita tersebut. Misalnya menulis di facebook, atau media sosial (medsos) lainnya.
“Dalam bulan Ramadhan ini, hati-hati jangan sampai terjerumus dalam riya' dan ujub. Misalnya, menulis di media sosial terkait ibadah yang kita jalani. Meskipun hal tersebut tidak dilarang (haram), tetapi menutup pintu riya' dan ujub jauh lebih baik. Semoga Allah Swt memudahkan kita semua mendapatkan ampunan-Nya di bulan yang mulia ini,” kata Guslik An-Namiri, Rais Syuriah PCI NU Riyadh, pada ngopibareng.id.
Aktivis gerakan Islam ini mengingatkan, sebuah ayat dalam Al-Quran: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.”
Umat Islam juga menjadikan bulan Ramadhan sebagai ajang peningkatan iman dan taqwa kepada Allah Swt dengan berbagai macam ibadah untuk meraih keutamaan-keutamaan di bulan tersebut. Tidak seyogyanya bagi setiap Muslim melewati kesempatan ini untuk menambah aset kebaikan untuk diri kita masing-masing dengan menunaikan sholat tarawih, bersedekah, berdzikir dan memperbanyak baca Al-Quran karena di bulan ini diturunkannya Al-Quran.
Al-Qur'an adalah petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Maka tiada musibah yang lebih besar dari perginya bulan Ramadhan. Jika langit dan bumi saja menangis untuk umat Nabi Muhammad, maka lebih-lebih kita harus menangis dan menyesal karena terputusnya segala karunia dan kemuliaan serta kebajikan-kebajikan yang terkandung dalam bulan Ramadhan.
Seorang yang bijaksana harus mengetahui kebesaran dan kemuliaan bulan Ramadhan sambil menjaga dan membersihkan diri, karena tidak ada jaminan apakah kita akan berjumpa dengan Ramadhan yang akan datang atau tidak, dan kita harus mewaspadai dari sifat-sifat yang akan mengurangi kualitas ibadah puasa kita yang mengakibatkan kurangnya pahala atau sirna sama sekali. Karenanya, jahuilah ghibah, karena ghibah akan menggugurkan pahala puasa kita, bahkan menurut sebagian ulama dapat membatalkan puasa.
Kita perlu mengoptimalkan semangat ibadah dalam Ramadhan ini, tapi hati-hati jangan sampai terjerumus dalam riya' dan ujub. Misalnya, menulis di media sosial terkait ibadah yang kita jalani. Meskipun hal tersebut tidak dilarang (haram), tetapi menutup pintu riya' dan ujub jauh lebih baik. Semoga Allah SWT memudahkan kita semua mendapatkan ampunan-Nya di bulan yang mulia ini. Demikian Guslik An-Namiri. (adi)