Hati Buruk, Habib Husein Ba'agil: Dua Pintu Lahirkan Kebencian
Media sosial menjadi alat persebaran narasi buruk di masyarakat. Persebaran nilai keburukan itu berdampak luas di masyarakat, sehingga menimbulkan keutuhan sosial terbelah. Demikian pula terjadi di antara umat Islam secara luas, sehingga satu sama lain seolah saling berhadapan dan berbeda pendapat dengan keras.
Habib Husein bin Hasyim bin Toha Ba'agil menegaskan, narasi buruk muncul dari kebencian. Kebencian disebabkan hati yang buruk.
Hati yang buruk dimungkinkan karena dua hal, bisa karena makanan yang masuk kedalam perut dan kepentingan yang didorong oleh hawa nafsu.
Para pembenci, orang-orang yang punya narasi buruk dalam berucap, yang harus dikoreksi. Pertama adalah bagaimana cara mencari nafkah.
Kedua, orang yang suka membenci, apa yang engkau lakukan sehingga engkau membenci kepada seseorang, pasti ini berkaitan dengan hawa nafsumu yang belum tercapai.
Begitulah hal-hal yang menyebabkan orang-orang itu membenci orang lain.
Asupan Makanan Haram, Waspada!
"Karena hatinya sudah mendapatkan asupan makanan haram dari cara mendapatkan nafkah hidup, serta karena hatinya sudah dikuasai hawa nafsu," tutur Habib Husein Ba'agil Tuban.
Sementara, demikian Habib Husein Ba'agil mengingatkan, bagi orang yang hatinya bersih, tidak akan ada kebencian apalagi narasi buruk, caci maki atau umpatan. Karena orang yang hatinya bersih, kepada setan pun berprasangka baik.
"Tapi, kalau hati orang sudah buruk, seolah tidak ada yang benar dari orang lain. Setiap yang dilihat atau didengar, semuanya dibenci. Ucapan caci maki dan umpatan menjadi kebiasaannya," tuturnya.
Habib Husein Ba’agil menggarisbawahi, “Orang membenci karena itu. Apa ada orang membenci karena selain itu? Nggak ada. Setan saja, bagi orang yang bersih hatinya, nggak dibenci. Jadi, mereka yang hatinya bersih, selalu berprasangka baik, bahkan kepada setan. Tapi kalua orang sudah hatinya buruk, dia benci sana benci sini”.
Sejauh ini, isu berkembang di masyarakat silih berganti. Persoalan satu belum selesai, tertindih persoalan yang lain. Seperti soal langka minyak goreng, tertindih kasus yang lain. Ketika Menteri Agama mengeluarkan Surat Edaran Pedoman Pengaturan Penggunaan Pengeras Suara di masjid dan musala, mendapat reaksi keras dari sekelompok orang yang sejak sebelumnya telah membencinya.
Belum selesai soal itu, segera diaduk-aduk masalah seolah Menteri Agama menyamakan suara azan dengan lolongan anjing. Padahal, analognya adalah soal pengeras suara yang tak melebihi fungsinya. Hal itu berlanjut terus.
Habib Husein Ba'agil mengingatkan, agar masyarakat khususnya umat Islam untuk menjaga kebersihan hati sehingga tidak mudah terpengaruh dengan kabar-kabar yang belum tentu kebenarannya.
"Mereka yang berhati buruk, selalu mengumbar kebencian. Setiap yang dilihat atau didengar, semuanya dibenci. Ucapan caci maki dan umpatan menjadi kebiasaannya," tuturnya, seperti dilansir dalam podcast Daddy Corbuzier 1 Maret 2022.
Advertisement