Hati Berkekalan pada Allah Ta'ala, Menempuh Jalan Khusus Ruhani
Hati merupakan pusat kendali bagi manusia. Bila hatinya Baik maka seluruh aktivitas manusia tersebut bisa dipastikan baik. Begitu juga sebaliknya, bila hatinya busuk, buruk, penuh iri dengki maka bisa dipastikan seluruh aktivitas manusia tersebut lebih cenderung akan bersikap merusak dan destruktif.
Menjaga, merawat serta mengembangkan hati supaya menjadi “Qolbun Salim” perlu perjuangan yang sungguh-sungguh. Sedetikpun tidak bisa kita lelawora. Sebab sikap lelawora bisa membuat hati kita lalai dari zikrullah.
Dampak hati yang lalai dari dzikrullah sudah barang tentu akan berpotensi membuat hidup kita menjadi sempit dada, buntu pikiran, tumbuh suburnya rasa iri dan dengki, merasa lebih dari orang lain dan seterusnya.
Sifat mazmumah yang tadi disebutkan merupakan dampak nyata hati yang lalai dari zikrullah.
Lalu bagaimana agar hati kita ajek dan berkekalan dalam berzikrullah?
Saran singkat saya, ikutlah Tarkat. Ambil hak talqin zikirnya. Insyaallah hati kita akan terus hidup dan terjaga kelalaian dari dzikrullah.
Hal ini disampaikan oleh KH Tubagus Ahmad Sehabudin Assa’idiy Mudir Idaroh JATMAN Provinsi Banten, dikutip dari Buletin Al-Maksum, Pesantren Daarussa’adah Kp Doyong Alam Jaya Jatiuwung Kota Tangerang Banten.
Lebih lanjut KH Tubagus Ahmad Sehabudin mengatakan, dengan mengambil hak talqin dzikirnya siapapun orang tersebut maka hatinya sudah diaktivasi secara otomatis.
Karena kemudian untuk menjaga agar hati terus berdzikir nanti setelahnya akan mendapatkan bimbingan secara langsung dari Mursyid atau Wakil Talqin yang dipercaya dalam membimbing setiap murid.
Intinya, dengan ikut bertarekat dan berani mengambil hak talqin zikirnya kepada Mursyid Tarekat maka orang tersebut sudah pasti dalam lindungan dan bimbingan Mursyid hingga wushul ke Gusti Allah SWT”, tandas KH Tubagus Ahmad Sehabudin.
Zikir Pagi Menuju Keberkahan
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس