Hasto: Waspadai Penumpang Gelap di Gerbong Prabowo-Sandi
Bukan Amien Rais jika tidak membuat kejutan. Begitu juga dalam kampanye calon presiden (capres) Prabowo Subianto, di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Rabu kemarin, 10 April 2019.
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyatakan dalam darah Prabowo mengalir DNA (deoxyribonucleic aci) para pendiri Republik Indonesia.
"Dalam darah Prabowo mengalir tiga DNA yang hebat-hebat: Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo," kata Amien.
Klaim sepihak itu, menurut Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, luntur seketika melihat bagaimana tampilan pribadi Prabowo yang semakin temperamental, terjebak pada memori berbagai persoalan lama, dan watak kampanye jauh dari politik kebaikan.
"Kita tahu begitu banyak fitnah dan hoaks yang mereka lemparkan, sampai KPU pun meminta mengusut tuntas hoaks atas hasil perolehan suara LN (luar negeri) yang dikampanyekan melalui jejaring tim Prabowo-Sandi. Ketika jumlah massa yang di GBK dengan kapasitas maks 170 ribu pun diklaim lebih dari 1 juta, maka kita bisa paham, katakter pemimpin manipulatif tersebut justru akan direspon negatif oleh rakyat," ujar Hasto.
Hasto juga menyinggung klaim kemenangan kubu Prabowo-Sandi oleh Precision Public Policy Polling (PPPP). Lembaga survei ini tidak terdeteksi di Google. "Apa yang ditampilkan sebagai komunikasi politik tim Prabowo-Sandi adalah manifestasi psikologis cermin kepanikan dan ketidakmampuannya mengatasi penumpang gelap, dimana publik paham bahwa di belakang Prabowo-Sandi tersembunyi agenda terselubung akibat adanya dukungan simpatisan ISIS dan dukungan dari mereka yang dari segi pemikiran politik berbeda dengan Pancasila sebagai jiwa dan karakter bangsa.
Di Suriah, ISIS juga jago dalam hal manipulasi itu. Karena itulah PDI Perjuangan bersama Golkar, PKB, Nasdem, PPP, Hanura, PKPI, Perindo dan parpol KIK lainnya terus merapatkan barisan bersama seluruh komponen masyarakat dan relawan, untuk terus mengawal politik kebenaran, politik putih adalah kita," tutur Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin ini.