Hasto: Prabowo Menepuk Air di Dulang Terpercik Muka Sendiri
Sekjen PDI Perjuangan yang juga Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto, menyebut gaya kampanye calon Presiden Prabowo Subianto meniru kampanye Donald Trump.
"Sangat tidak rela sistem ekonomi saat ini disebut ekonomi kebodohan dan pada saat yang sama beretorika tentang 'Make Indonesia Great Again'," kata Hasto dalam rilis yang diterima, Jumat 12 Oktober 2018.
Menurut Hasto, serangan Prabowo kepada calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo justru akan menimbulkan serangan balik dari rakyat.
"Sebab pernyataan Pak Prabowo tersebut sama saja dengan menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri," katanya.
Menurut dia, serangan ekonomi kebodohan ini menunjukkan adanya kepura-puraan tentang sejarah masa lalu.
"Beliau pura-pura lupa dengan sejarah, lalu menimpakan hal tersebut sebagai kesalahan Presiden Jokowi. Padahal dari aspek elementer saja, Pak Prabowo tidak bisa membedakan antara penganiayaan dan operasi atau mark-up wajah," katanya.
Hasto berharap capres negarawan seharusnya menyampaikan narasi positif untuk Indonesia Raya, bukan malah merendahkan martabat bangsa dan rakyatnya sendiri dengan membodoh-bodohkan ekonomi bangsanya.
Hal ini diungkapkan Hasto menanggapi pidato Prabowo saat Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menyebut sistem perekonomian saat ini sebagai ekonomi kebodohan.
"Ini menurut saya bukan ekonomi neolib lagi, ini lebih parah dari neolib. Ini menurut saya ekonomi kebodohan. The economics of stupidity. Ini yang terjadi," kata Prabowo.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga membahas slogan kampanye Presiden AS Donald Trump yang menurutnya bisa diadopsi bangsa Indonesia.
"Begitu AS merasa kalah bersaing dengan Tiongkok, mereka menyatakan perang dagang, tidak ada free trade. Kenapa mereka mengatakan America First, Make America Great Again, dia mengatakan the important sign is American job," kata Prabowo.
"Kok bangsa ini tidak berani mengatakan, bagi bangsa Indonesia, 'Indonesia First, Make Indonesia Great Again'. Mengapa pemimpin Indonesia tak ada yang berani mengatakan yang penting adalah 'pekerjaan bagi rakyat Indonesia'," katanya. (ant)
Advertisement