Hasto: Intimidasi di Jatim Masif, Ada Opsus Bupati Sidoarjo
Sekretaris Jenderal PDI Perjuang, Hasto Kristiyanto, mengataka, intimidasi di Jawa Timur sangat masif. Tekanan aparat untuk memenangkan salah satu paslon sangat besar.
Hal itu ia sampaikan usai mendampingi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri yang ziarah ke Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jumat 9 Februari 2024.
Hasto menyebut tekanan yang sangat masif tersebut ditandai dengan adanya operasi khusus (opsus) yang dilakukan aparat, salah satunya terjadi di Sidoarjo, “Ada operasi khusus yang kemudian menyandera Bupati Sidoarjo dan kemudian dilaksanakan untuk mendukung 02 sampai kepada saudaranya Bupati Gresik,” ujar Hasto.
“Saya juga bertemu dan mendengarkan para pimpinan di Jawa Timur, mereka mengatakan di Jawa Timur ini justru sangat masif,” ujar Hasto usai bertemu dan mendengarkan informasi yang disampaikan sejumlah pimpinan di Jatim.
Hasto menyebutkan, tekanan ini terjadi dimana mana, termasuk juga di PDI perjuangan, bagaimana oknum oknum Polri mengundang seluruh kepala dinas ini kemudian ditekan.
“Mereka dicari kelemahannya. Lantas bupatinya dicari kelemahannya dan opsus-opsus untuk memenangkan partai-partai tertentu. Per desa itu antara 200 sampai 300 suara,” terang Hasto.
Hasto meyakini TNI - Polri akan netral menjelang H-5 pelaksanaan Pemilu, 14 Februari 2024. Ia percaya rakyat tidak bisa dibungkam, sehingga hari-hari ke depan akan menjadi kekuatan arus balik, kekuatan kebenaran yang mulai berani menyuarakan, termasuk kebenaran dari aparat TNI - Polri yang benar-benar netral.
Lebih lanjut, Hasto, mengatakan akan ada kekuatan besar dari TNI-Polri yang nanti tidak setuju dengan perintah atasannya untuk berpihak kepada pasangan 02, karena pemilu ini harus menempatkan TNI-Polri netral, aparat akan bergerak untun menegakkan netralitasnya
“Ini yang kami baca, suatu fenomena yang muncul seiring dengan keberanian perguruan tinggi untuk bersuara. Maka ini juga memunculkan keberanian dari para prajurit TNI - Polri yang sebelumnya ada perintah-perintah khusus untuk kemudian berani menegaskan bahwa mereka harus netral,” tuturnya.
Hasto membandingkan antara kekuatan pasangan calon (paslon) Ganjar-Mahfud dengan Prabowo-Gibran pada pemilu tahun 2024 ini merupakan kekuatan rakyat melawan kekuatan oligarki.
“Apa yang dikatakan Erick Thohir lebih dari 1/3 perekonomian negara membantu paslon Prabowo. Artinya, ini kekuatan rakyat versus kekuatan modal, kalau modal itu akan mencari untung yang terbesar, kalau rakyat itu berdedikasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, bahwa seharusnya pemimpin itu harus membawa kemakmuran dan keadilan bagi rakyat, bukan hanya golongan tertentu. Hasto yakin, perubahan pada H-5 justru akan menunjukkan suatu kekuatan kebenaran dari rakyat.
Advertisement