Hasto: Indonesia Titik Temu Peradaban Dunia
Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto meyakini adanya kelompok kecil anti Pancasila namun bersuara lantang di sosial media tidak terlepas dari persoalan geopolitik dan pertarungan ideologi trans nasional dengan Pancasila.
“Bung Karno sejak awal menegaskan pentingnya ilmu geopolitik. Pemahaman Indonesia sebagai satu bangsa, yang memiliki perasaan senasib, satu cita-cita, satu kehendak, dan satu jiwa yang melekat erat dengan tanah airnya sebagai satu kesatuan. Pemahaman geopolitik ini penting diajarkan dalam sekolah calon kepala daerah Partai,” kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima Ngopibareng.id, Selasa, 21 Juli 2020.
Menurut Hasto, geopolitik menempatkan Indonesia sebagai titik temu peradaban karena terletak di antara dua benua dan dua samudera.
“Kesadaran geopolitik yang didukung oleh pemahaman sejarah peradaban umat manusia tsb yang melahirkan pemikiran kemerdekaan Indonesia untuk membangun persaudaraan dunia, tamansarinya dunia,” ujarnya.
Disitulah, kata dia, Pancasila hadir sebagai ideologi dunia, karena berbeda dengan marxisme-komunisme dan kapitalisme-liberalisme saat itu.
Kedua ideologi itu dinilai mengandung benih-benih imperialisme kolonialisme, sementara Pancasila bertujuan membangun persaudaraan dunia.
“Hal yang sama juga berlaku untuk globalisasi yang mendorong fundamentalisme pasar, dan fundamentalisme agama, sebagai trans nasional ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila,” kata dia.
Karena itulah Pancasila sebagai ideologi dunia sangat relevan dalam realitas terjadi krisis di Timur Tengah, ketegangan di Laut China Selatan, dan krisis akibat pandemi Covid-19.
“Di dalam menghadapi covid maka rasa berketuhanan, berperikemanusiaan, rasa senasib, hasrat untuk solider dan bergotong royong serta berbela rasa dalam kehidupan yang berkeadilan benar-benar dibutuhkan,” kata dia.
Pembumian Pancasila dengan demikian tidak hanya kedalam, diperlukan cara pandang keluar, outward looking tentang Indonesia bagi dunia.
“Itulah yang digelorakan oleh PDI Perjuangan dalam proses kaderisasi kepemimpinan,” ujarnya.