Hassan Wirajuda: Kemitraan Strategis Pondasi Indonesia-Jepang
Cuaca sejuk musim gugur di Tokyo mengiringi Dr. Noer Hassan Wirajuda yang didampingi Ibu Bernadetta Febriana menerima penganugerahan bintang tanda jasa tertinggi Pemerintah Jepang The Grand Cordon of the Order of the Rising Sun, langsung dari Kaisar Naruhito di Istana Kekaisaran Tokyo, Jepang, Rabu, 8 November 2023.
Dalam kesempatan taklimat media dan syukuran untuk tokoh-tokoh Indonesia penerima penghargaan Pemerintah Jepang di Wisma Duta Tokyo, Hassan Wirajuda, Menteri Luar Negeri RI periode 2001-2009, menegaskan kemitraan strategis Indonesia-Jepang merupakan pondasi kuat hubungan erat kedua negara.
“Pertama, kemitraan strategis yang kita bangun pada 2006 adalah kesepakatan politik pada tingkat tinggi antara Indonesia dan Jepang. Strategic partnership menjadi peletak dasar atau pondasi yang kuat bagi hubungan kita dengan Jepang," ujar Hassan Wirajuda.
"Dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ini, sebetulnya kita telah mempunyai hubungan yang jauh ke belakang, termasuk kerja sama pembangunan yang sangat erat. Kedua, dengan strategic partnership justru kita ingin meningkatkan, memperluas, dan memperdalam berbagai aspek kerja sama kedua negara,” sambung Anggota Dewan Pertimbangan Presiden periode 2010-2014.
Pemerintah Jepang dalam keterangan resminya menilai, Hassan Wirajuda saat menjabat Menteri Luar Negeri di era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2001 dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004, terus berupaya meningkatkan hubungan Jepang-Indonesia, sebagai pemimpin otoritas diplomasi Indonesia.
“Dalam masa jabatan tersebut, Bapak Hassan Wirajuda berkontribusi besar dalam mendorong hubungan persahabatan kedua negara. Termasuk dalam peningkatan hubungan kedua negara menjadi kemitraan strategis,” seperti dikutip pada situs resmi Kedutaan Besar Jepang di Indonesia.
Penghargaan The Grand Cordon of the Order of the Rising Sun menurut Hassan Wirajuda bukan semata capaian individu melainkan keberhasilan kolektif dalam diplomasi Indonesia.
“Saya menghargai penghargaan ini bukan hanya semata usaha pribadi. Diplomasi adalah seperti sebuah orkestra, suatu kegiatan bersama. Penghargaan ini juga berarti penghargaan untuk semua elemen dalam diplomasi kita. Baik oleh kedua negara maupun antar masyarakat,” pungkasnya.
Hassan Wirajuda meyakini semakin kuatnya kerja sama Indonesia-Jepang sebagaimana yang disampaikan langsung Kaisar Jepang Naruhito kepada dirinya usai penganugerahan penghargaan.
“Kaisar berjalan mengulurkan tangan, menyalami saya dan berbicara panjang kepada saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas terjalinnya hubungan yang sangat erat antara Indonesia dengan Jepang. Kaisar juga berbicara soal kunjungannya ke Indonesia,” kisah Hassan Wirajuda.
Peran Strategis Indonesia & ASEAN Melalui Kerja Sama Kawasan
Hassan Wirajuda memastikan Indonesia berada pada posisi penting bagi pemajuan kerja sama di kawasan. Indonesia dan seluruh negara di Asia Timur menurutnya berada pada titik sentral mengingat adanya pergeseran geopolitik dibanding situasi pada masa 40 tahun perang dingin. Hal ini menurutnya menawarkan banyak peluang dengan memajukan dialog di Kawasan.
“Kawasan Asia Timur menjadi pusat dari percaturan politik dunia, setelah terjadinya pergeseran geopolitik dan geoekonomi dari Eropa ke Asia khususnya Asia Timur. Karena itu makin diperlukan kerja sama kita dengan Jepang dan negara-negara di Asia Timur bagian utara. Khususnya melalui proses bilateral antara Indonesia dengan Jepang, Korea (Selatan) dan Tiongkok termasuk juga komunitas ASEAN dengan tiga negara itu. Saat dunia berbicara tentang kawasan Indo Pasifik maka ASEAN yang memiliki peran sentral. Sentrality of ASEAN in Indo-Pacific,” terangnya.
Pergeseran geopolitik ini menurut Hassan Wirajuda menawarkan peluang luar biasa bagi Indonesia dan negara-negara Asia Timur. Namun demikian, menurutnya perlu juga diperhatikan adanya berbagai tantangan di depan mata yang perlu diwaspadai.
“Misalnya dengan terjadinya ketegangan antara kedua negara adikuasa, Amerika dengan Tiongkok. Oleh karena itu diharapkan juga upaya membangun kerja sama yang sudah terjalin baik melalui strategic partnership seperti ASEAN +3 dan sebagainya yang harus kita perkuat. Saya dalam berbagai kesempatan senantiasa mendorong negara-negara seperti Indonesia, Jepang, Korea Selatan, dan ASEAN mengedepankan kekuatan dialog," paparnya.
"Dikhawatirkan dengan tidak adanya dialog atau direct communication antara kedua negara adikuasa yang berseteru dapat menjadi konflik terbuka. Dan itu merugikan kita semua,” tutup Utusan Tetap Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa ke-10 periode Desember 1998 sampai Juli 2000.
Advertisement