Hasil Tes Urine Pegawai DPRD Surabaya Bocor, Ini Respon BNNK
Hasil tes urine terhadap ratusan staf DPRD Kota Surabaya diduga bocor. Sebanyak 7 orang dari 321 yang menjalani tes urine diketahui positif narkoba.
Tes urine serentak kepada staf DPRD Kota Surabaya ini digelar Selasa, 13 Desember 2022. Tes dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Kota Surabaya.
Humas BNNK sekaligus konselor Adiksi Ahli Muda, dr Singgih Widi Pratomo membantah kebocoran hasil tes urine staf DPRD Kota Surabaya. Ia juga tidak mengetahui kebenaran informasi 7 staf dewan yang hasil tes urinenya positif narkoba.
"Kami hanya diundang dewan untuk tes urine staf. Soal hasil nanti yang menyampaikan DPRD Kota Surabaya, bukan kita," ujar Singgih, Rabu, 14 Desember 2022.
Namun demikian, Singgih berargumentasi lain. Katanya, screening tes urine ini bukan sebuah diagnosa pasti untuk mengetahui seseorang mengkonsumsi narkoba atau tidak.
Menurut Singgih, apabila ditemukan hasil positif, belum tentu orang tersebut menyalahgunakan narkoba. Karena ada beberapa obat yang kandungannya dari narkoba
"Bisa saja saat dites urine orang tersebut habis operasi. Kan obat bius yang dipakai operasi itu mengandung narkoba kategori depresan," ujarnya.
Selain itu, ada beberapa obat yang mengandung zat narkoba, sehingga saat dites hasilnya positif tetapi zatnya sedikit dari obat yang dikonsumsi itu. Contohnya, obat batuk ada beberapa yang mengandung zat turunan narkoba.
"Yang dilarang negara adalah menyalahgunakan obat-obatan dari narkoba, seperti camlet, valisanbe, yang semuanya dipakai untuk obat penenang. Obat ini harus pakai resep dokter," katanya.
Sementara, Sekretaris DPRD Surabaya, Mutandar mengatakan, belum mengetahui hasil tes urine seluruh staf, karena sampai saat ini belum selesai uji laboratorium.
"Pemeriksaannya belum final, masih ada yang belum diperiksa. Karena itu, saya buatkan surat untuk tes susulan. Semuanya harus dites," kata Mutandar.
Advertisement