Hasil Tes Poligraf Kuat Maruf soal Putri Candrawathi Diperkosa
Aji Febriyanto Arrosyid dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Ia merupakan saksi ahli penguji tes poligraf terhadap Ferdy Sambo cs. Sidang kasus pembunuhan Brigadir Joshua kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, hari ini, Rabu, 14 Desember 2022.
Aji pun mengungkapkan cara kerja timnya saat memeriksa para terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Joshua. Anggota polisi yang menjabat Kepala Urusan Bidang Komputer Forensik Ahli Poligraf ini menjelaskan, tes poligraf merupakan pemeriksaan untuk menentukan seseorang teridentifikasi bohong atau jujur.
Uji poligraf terhadap Sambo cs menggunakan teknik yang dipakai Asosiasi Poligraf Amerika Serikat. “Teknik ini memiliki keakuratan di atas 93 persen,” ungkap Aji.
Ia menjelaskan pemeriksaan poligraf bermula ketika mereka menerima permintaan dari penyidik. Aji kemudian menyatakan berkoordinasi dengan penyidik terkait isu yang akan didalami dalam proses pemeriksaan.
“Setelah itu kami pelajari konstruksi kasusnya seperti apa, kemudian menentukan waktu setelah itu baru dilakukan pemeriksaan,” ujarnya.
Tiga Tahap Tes Poligraf
Terdapat tiga tahap pemeriksaan tes poligraf. Pertama tahapan pre-test. Tahapan ini seorang pemeriksa menjelaskan mekanisme pemeriksaan poligraf. Di dalamnya ada berkaitan riwayat kesehatan, riwayat sosial, lalu menyamakan persepsi berkaitan kronologi kejadian.
Tahapan kedua merupakan tahapan tes. Orang yang akan menjalani pemeriksaan akan dipasang alat-alat berupa sensor. Aji menjelaskan, terdapat sensor poligraf yang mereka gunakan, yaitu sensor pernapasan dada, sensor pernapasan perut, sensor elektrodermal, dan sensor kardiovaskuler.
“Lalu setelah terperiksa dipasang alat-alat, kemudian diberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan metode yang kita gunakan,” tuturnya.
Setelah tes selesai, masuk tahapan post-test. Aji menyatakan, mereka menganalisa grafik yang didapatkan dari tes terhadap para terdakwa pembunuhan Brigadir Joshua itu. Mereka bekerja secara tim untuk menentukan apakah terperiksa terindikasi berbohong atau jujur.
Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso sempat menanyakan soal tingkat akurasi tes tersebut. “Saudara jelaskan menurut standar tingkat keakuratannya 93 persen, tujuh persen sisanya?” tanya hakim.
“Tujuh persen sisanya lebih ke keahlian dari seorang pemeriksa Yang Mulia. Semakin pandai seorang pemeriksa maka nilai keakuratan pemeriksaan ini akan semakin tinggi. Untuk nilai ambang bawahnya adalah 93 persen,” papar Aji.
Aji merupakan satu dari enam saksi yang dihadirkan jaksa hari ini. Mereka diperiksa untuk lima terdakwa pembunuhan Brigadir Joshua, yaitu Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Ma’ruf, Ricky Rizal dan Richard Eliezer.
Khusus untuk Richard Eliezer dihadirkan secara daring atas permintaan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Richard Eliezer merupakan terdakwa berstatus justice collaborator.
Kuat Maruf Terindikasi Berbohong
Aji mengungkapkan hasil tes kebohongan terhadap sopir keluarga Ferdy Sambo, Kuat Maruf. Ia diindikasi bohong untuk salah satu pertanyaan, dan terindikasi jujur untuk pertanyaan lain.
"(Hasil Kuat Maruf) jujur dan terindikasi berbohong," ujarnya.
Pertanyaan pertama itu terkait persetubuhan Putri Candrawathi dengan Brigadir Joshua.
"(Pertanyaan pertama) saudara Kuat pertanyaannya adalah 'Apakah kamu memergoki persetubuhan ibu Putri dengan Yosua. (Hasilnya) jujur," ungkap Aji.
"Dia tidak memergoki? Tidak melihat ya?" tanya jaksa.
"Iya," jawab Aji.
Aji juga menjelaskan pertanyaan kedua yang diajukan kepada Kuat Maruf saat uji kebohongan di tahap penyidikan. Hasilnya, kata Aji, Kuat terindikasi berbohong.
"Untuk indikasi kedua Kuat pada saat pemeriksaan tanggal 9 September 'Apakah kamu melihat Ferdy Sambo menembak Joshua jawabannya saudara Kuat 'tidak', hasilnya berbohong," ujar Aji.
Putri Candrawathi soal Selingkuh
Pada sidang Senin, 12 Desember lalu, JPU membongkar hasil tes poligraf Putri Candrawathi. Mulanya, JPU bertanya lebih dulu, apakah Putri Candrawathi memiliki hubungan yang lebih dari sekadar ajudan dan atasan dengan Brigadir Joshua.
"Ada hubungan lebih dari sekadar ajudan dengan atasan?" tanya JPU.
"Joshua adalah driver saya yang saya anggap sebagai anak kami," kata Putri Candrawathi.
"Tidak ada hubungan romantis?" tanya JPU.
"Tidak ada," tegas Putri Candrawathi.
JPU kemudian kembali bertanya kepada Putri Candrawathi, apakah pernah menjalani tes poligraf. Ibu empat anak itu membenarkan dirinya pernah dites. Kendati begitu, ia tidak mengingat secara pasti pertanyaan yang diajukan saat tes poligraf tersebut.
Jaksa lantas membocorkan satu pertanyaan yang diajukan kepada Putri Candrawathi saat menjalani tes poligraf. Pertanyaan itu berkaitan dengan hubungan antara Putri Candrawathi dan Brigadir Joshua.
"Dalam pertanyaan, Anda ditanya apakah Anda berselingkuh dengan Joshua? Apakah Anda berselingkuh dengan Joshua di Magelang? Apakah Anda berselingkuh dengan Joshua selama di Magelang? Saat itu Anda jawab apa?" tanya JPU saat mengingatkan kembali pertanyaan uji poligraf.
"Tidak (berselingkuh dengan Brigadir Joshua)," jawab Putri Candrawathi.
"Anda tahu hasil jawabannya (jawaban tes poligraf)?" tanya JPU lagi.
"Tidak," tutur Putri Candrawathi.
"Tidak ada yang memberitahu?" tanya JPU.
"Tidak," jawab Putri Candrawathi.
JPU akhirnya membongkar hasil tes uji poligraf terhadap Putri Candrawathi. Istri Ferdy Sambo itu terindikasi berbohong dalam menyampaikan jawabannya.
"Di sini diindikasikan anda berbohong. Bagaimana tanggapan Anda?" tanya JPU.
"Saya tidak tahu," sahut Putri Candrawathi.