Hasil Tes DNA Keluar, Bombers Gereja di Filipina Ternyata WNI
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katolik Pulau Jojo, Filipina adalah WNI.
Kepastian itu dididapat dari pemberitahuan polisi Filipina terhadap hasil uji DNA terhadap pelaku yang berinisial RR dan U, yang merupkan pasangan suami istri.
"Hasil DNA-nya identik bahwa pelaku bom itu atas nama yang laki-laki atas nama RR dan yang perempuan adalah istrinya atas nama U," ujarnya, di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 5 September 2019.
Dedi menambahkan, DNA kedua terduga pelaku identik dengan DNA orangtua mereka. Tingkat keakuratan hasil tersebut, kata Dedi, adalah 90 persen.
"Identik DNA tersebut dengan ayah dan ibu mereka, dengan juga DNA yang ditemukan di TKP. Nanti secara teknis ahli DVI dari DNA yang akan menyampaikan. Kalau DNA tingkat akurasinya 90 persen," kata dia.
SS dan U ini diketahui merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Makassar. Mereka adalah pasangan suami-istri yang pernah menjadi deportan Turki pada 2017.
Berdasarkan keterangan polisi, keduanya masuk Filipina tidak melalui jalur resmi sehingga otoritas setempat tidak mendeteksi kedatangan keduanya.
Dua bom bunuh diri itu meledak di gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina pada 27 Januari 2019. Ledakan terjadi saat misa berlangsung.
Ledakan pertama terjadi di dalam gereja di Jolo. Sementara, bom kedua terjadi saat petugas keamanan bergerak ke lokasi ledakan untuk memberi pertolongan terhadap para korban. Aksi teror tersebut menewaskan 22 orang dan melukai 100 orang lainnya. (wit/kcm)