Survei PUSAD, 66 Persen Masyarakat Jatim Terima Politik Uang
Pusat Studi Anti Korupsi dan Demokrasj (PUSAD) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) menilai praktik money politic akan menjadi tantangan besar di Jawa Timur jelang Pemilu 2019.
Direktur PUSAD UMS, Satria Unggul Wicaksana Prakasa, mengatakan praktik money politic menjadi penentuan pilihan elektoral dengan presisi oleh masing-masing pasangan calon.
"Inilah yang menjadi keprihatinan publik yang ditemui di berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur," ujarnya, Kamis, 24 Januari 2019.
Berdasarkan hasil survei, sebanyak 66,50 persen masyarakat Jawa Timur masih menerima uang politik yang diberikan calon, baik itu dari capres-cawapres atau perseorangan caleg.
Namun uniknya meskipun sudah menerima dana dari calon tersebut, masyarakat Jatim tetap memilih berdasarkan hati.
"Saya merasa pemilih sudah cerdas untuk memilih pemimpin. Tetapi godaan uang itu sangat kuat sekali, ada 15 persen pemilih yang memilih seperti itu, dan ada juga 16,67 persen orang menerima uang tapi tidak memilih bahkan hanya 1,87 persen masyarakat di Jatim yang menolak uang politik," kata Satria.
Survei yang dilakukan PUSAD ini dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2018 di 38 kabupaten atau kota se-Jawa Timur. Metode yang digunakan adakah metode multistage random sampiling.
"Kami juga menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka, untuk memperkuat paradigma penelitian dan mengurai persoalan," katanya.
Rektor UMS, Sukowi memberikan apresiasi khusus kepada PUSAD. Karena pusat studi tersebut sudah berinisiatif untuk melakukan survei terkait elektoral parpol.
Menurut Sukowi, langkah ini merupakan antisipasi terhadap eskalasi politik yang semakin memanas, ditambah pengaruh media sosial (medsos) sangat vital di tahun politik ini.
"Pengaruh medsos memang sangat erat kaitannya dengan pemilihan presiden (pilpres) maupun pemilihan legislatif (pileg). Saya sangat mengapreasi niat baik teman-teman PUSAD. Saya kira PUSAD sekarang sudah menjadi kepercayaan pimpinan Muhammadiyah Jatim," ujar Sukowi.
Sukowi berharap langkah ini menjadi langkah awal yang bagus untuk lembaga survei yang ada di daerah. Semoga PUSAD UMS bisa menjadi lembaga survei berskala nasional.
"Ini langkah yang bagus dari teman-teman PUSAD, semoga bisa lebih berkembang lagi dengan skala nasional seperti LSI, Poletracking, dan lain-lain," katanya. (pts)