Denny JA: Satu Persen Lagi, Anies-Sandi Pasangan Gubernur Jakarta?
Jika pencoblosan pilkada hari ini, cukup dengan tambahan satu persen saja, pasangan Anies-Sandi sudah melampaui the magic number: dukungan di atas 50 persen. Itulah jumlah yang dibutuhkan pasangan ini untuk mengalahkan Ahok-Djarot di putaran kedua, dan terpilih sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta periode 2017-2022.
Pasangan Anies Rasyid Baswedan- sandiaga S. Uno (Anies-Sandi) memperoleh dukungan tertinggi 49.7 %. Sementara pasangan Basuki Tjhaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat (Ahok-Djarot) memperoleh dukungan 40.5 %. Sebesar 9.8 % menyatakan tidak menjawab/belum menentukan pilihan (undecided voters).
Demikianlah kesimpulan survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI DENNY JA). Survei dilakukan pada tanggal 27 Februari – 3 Maret 2017 di Jakarta. Survei dilakukan secara tatap muka terhadap 440 responden. Responden dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling.
Margin of Error survei ini plus minus 4.8%. Survei ini dibiayai dengan dana sendiri, dan dilengkapi pula dengan kualitatif riset (FDG/focus group discussion, media analisis, dan indepth interview).
Non Muslim
Jika elektabilitas dibreakdown, data menunjukan kedua pasangan calon saling mengalahkan di sejumlah segmen pemilih.
Di kalangan Musim, pasangan Anies-Sandi unggul dibandingkan pasangan Ahok Djarot. Anies-Sandi memperoleh dukungan sebesar 55.04 %, sementara pasangan Ahok Djarot memperoleh dukungan sebesar 36.02 %.
Namun di kalangan non muslim, pasangan Ahok-Djarot unggul sangat mutlak. Pasangan ini memperoleh dukungan sebesar 86.58 %. Sementara Anies-Sandi hanya memperoleh dukungan sebesar 3.65 % saja.
Di segmen tingkat ekonomi, pasangan Anies-Sandi relatif kuat di pemilih menengah bawah (pendapatan rumah tangganya dibawah 3.5 juta/sebulan). Sedangkan pasangan Ahok-Djarot unggul di pemilih ekonomi menengah-mapan (pendapatan rumah tangga diatas 3.5 juta/bulan).
Kedua pasangan calon pun berbeda secara diametral jika dilihat dari basis tingkat pendidikan. Mereka yang berpendidikan rendah (hanya tamat SLTA atau dibawahnya) umumnya lebih mendukung pasangan Anies-Sandi dibanding Ahok-Djarot. Sementara di segmen pemilih berpendidikan tinggi, universitas ke atas, pasangan Ahok-Djarot cukup unggul.
Anies-Sandi unggul besar di pemilih Betawi (Anies-Sandi 58.5 % vs Ahok Djarot 30.2 %) dan Sunda (Anies-Sandi 54.7 % vs Ahok-Djarot 39.8 %). Bersaing di pemilih Jawa (Anies-Sandi 47.6 % vs Ahok Djarot 42.6 %).
Namun Anies-Sandi kalah dari Ahok Djarot di pemilih gabungan etnis lainnya (tionghoa, batak, minang dll). Dalam gabungan etnis lainnya, Ahok-Djarot memperoleh dukungan sebesar 64.9 %. Sementara pasangan Anies-Sandi memperoleh dukungan sebesar 30.1 %.
Pendukung Agus
Kemana larinya pendukung Agus di putaran kedua?
Mereka yang memilih pasangan Agus-Sylvi pada putara pertama sebesar 63.3 % memilih pasangan Anies-Sandi di putaran kedua. Hanya sebesar 12.3 % pemilih Agus-Sylvi yang mendukung Ahok-Djarot pada putaran kedua. Sementara terdapat 24.4 % pemilih Agus-Sylvi yang belum menentukan pilihan.
Mengapa mayoritas pendukung Agus-Sylvi cenderung memilih pasangan Anies-Sandi dibanding pasangan Ahok-Djarot di putaran kedua? LSI Denny JA menemukan 5 penyebab.
Pertama, mayoritas pemilih Agus-Sylvi menilai Ahok menista agama. Data tabulasi silang menunjukan 93.20 % pemilih Agus-Sylvi pada putaran pertama menyatakan Ahok menista agama dengan pernyataannya terkait Al Maidah ayat 51.
Kedua, mayoritas pendukung Agus-Sylvi pada putaran pertama inginkan Jakarta punya gubernur baru. Mereka yang mendukung Agus-Sylvi pada putaran pertama, sebesar 91.80 % menyatakan ingin Jakarta punya gubernur baru.
Ketiga, mayoritas pendukung Agus-Sylvi tak ingin Jakarta dipimpin oleh gubernur tersangka. Sebesar 86.40 % menyatakan mereka tak rela jika gubernur terpilih nantinya seorang tersangka.
Keempat, demografi pemilih Agus-Sylvi mirip dengan demografi pemilih Anies-Sandi. Mayoritas mereka dari kelas menengah bawah secara ekonomi. Mayoritas mereka berpindah ke pasangan Anies-Sandi dikarenakan persepsi Anies-Sandi yang lebih mewakili (sosok dan program) masyarakat kelas menengah bawah dibanding dengan pasangan Ahok Djarot.
Kelima, ada sejumlah karakter Ahok yang sulit diterima oleh pemilih Agus-Sylvie, di samping soal utama: Ahok menista agama (47.2 %)
Yaitu Ahok sering berucap kasar (28.9 %), kurangnya empati kepada rakyat kecil terutama soal penggusuran (10.5 %), dan kurang menghormati hak rakyat berekspresi (1.9 %).
Ahok-Djarot
Namun survei juga menemukan berita baik atau good news buat pasangan Ahok Djarot.
Tingkat kepuasaan publik terhadap kinerja Ahok masih cukup tinggi. Mereka yang puas terhadap kinerja Ahok mencapai 73.5 %. Hanya 25.2 % saja yang menyatakan tidak puas.
Kepuasaan terhadap Ahok yang tinggi selalu menjadi modal besar bagi incumbent untuk terpilih kembali.
Mereka yang menilai Ahok menista agama juga berkurang secara signifikan. Pada survei November 2016, sebesar 65.70 % menyatakan ucapan Ahok soal Al Maidah 51 sebuah penistaan agama. Dalam survei Feb-Maret 2017, mereka yang menyatakan Ahok menista agama menurun drastis menjadi sebesar 53.3 % saja.
Ahok juga memiliki pendukung kuat di jenis muslim tertentu. Mereka yang menilai Ahok tidak menistakan agama Islam, dukungan Ahok justru sangat mutlak.
Dalam pemilih Muslim yang menilai Ahok tidak menistakan agama sebesar 81.70 % menyatakan mendukung pasangan Ahok-Djarot. Dalam segmen ini, hanya sebesar 15.90 % menyatakan memilih pasangan Anies Sandi.
Di antara Ormas Islam, dukungan Ahok terkuat dari kalangan pemilih NU. Meskipun belum mayoritas, dukungan Ahok di pemilih NU terbesar dibandingkan ormas lainnya.
NU ormas Islam terbesar di Jakarta dengan komunitas sekitar 30 % dari total pemilih. Dukungan pemilih NU cukup menentukan.
The Magic Number
Siapakah yang akhirnya terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017-2022?
Karena belum ada yang menyentuh the magic number di atas 50 persen, kedua pasangan calon masih bisa saling mengalahkan.
Ahok-Djarot berpeluang menang jika: 1) Semakin banyak menarik simpati pemilih muslim terutama NU. 2) Semakin kecil atau semakin minoritas yang menilainya menista agama. 3) Semakin banyak pemilih yang memilih karena kinerja. 4) Semakin banyak menarik pemilih Agus.
Anies- Sandi berpeluang menang jika: 1) Semakin banyak pemilih yang inginkan gubernur baru. 2) Semakin banyak atau semakin mayoritas muslim yang menilai Ahok menista agama. 3) Mengembangkan isu baru yang menarik pemilih menengah atas
Satu bulan kampanye akan menentukan pasangan mana yang berhasil menarik swing voters sebesar 9,8 persen, atau bahkan berhasil mengambil dukungan pasangan lain.
LSI Denny JA akan kembali melakukan survei mendekati hari pencoblosan bulan April nanti.
*) Denny JA adalah owner dan CEO LSI
Advertisement