Hasil Rapid Tes Masal, 10 Pedagang Pasar Semampir Reaktif
Hasil rapid test terhadap ratusan pedagang Pasar Semampir, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo menunjukkan, lebih dari 10 pedagang dinyatakan reaktif. Mereka yang terjaring rapid test ini kemudian diarahkan untuk mengikuti tes swab.
“Kami juga melakukan tracing terhadap orang-orang yang secara fisik bertemu para pedagang yang reaktif itu,” kata Jubir Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, dr. Anang Budi Yoelijanto, Sabtu, 16 Mei 2020.
Kebanyakan pedagang yang rapid test-nya reaktif, kata Anang, merupakan pedagang dari luar Kraksaan. “Kami akui, menjelang Lebaran, Pasar Semampir memang semakin ramai pedagang dan pembelinya. Karena itu kami kemudian menggelar rapid test untuk ratusan pedagang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo itu.
Seperti diketahui, Satgas Covid-19 menggelar rapid test pada para pedagang di pasar yang terletak di zona merah. Dari 24 kecamatan di Kabupaten Probolinggo, 10 di antaranya masuk zona merah Covid-19. Yakni, Kecamatan Kraksaan, Gading, Pakuniran, Paiton, Krejengan Gending, Dringu, Tegalsiwalan, Sumber, Tongas.
Pasar Semampir yang dihuni sekitar 700 pedagang mendapat giliran pertama rapid test. Selama beberapa hari para pedagang di-rapid tes satu per satu.
Tidak hanya pedagang di Pasar Semampir, pasar-pasar kecamatan lainnya juga mendapat giliran di-rapid test. “Sabtu hari ini giliran para pedagang di Pasar Paiton menjalani rapid test,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi.
Terkait hasil rapid test terhadap pedagang Pasar Semampir, Dwijoko mengimbau, pedagang pasar yang reaktif bisa kooperatif. “Kami berharap mereka bersedia dites swab,” katanya.
Para pedagang yang hasil tesnya reaktif, kata Dwijoko, tidak perlu khawatir. “Masih reaktif, belum tentu positif Covid-19. Untuk memastikan ya di-swab,” kata mantan Kasatpol PP Kabupaten Probolinggo itu.
Dokter Anang menambahkan, pasar menjadi tempat yang paling potensial menjadi sumber penularan Covid-19. Soalnya, selain kontak fisik antara pedagang dan pembeli sulit dihindari, masih ada perilaku pedagang dan pembeli yang tidak menaati protokol kesehatan.
“Masih banyak dijumpai pedagang dan pembeli tidak mengenakan masker,” katanya. Bahkan meski kios dan lokasi berjualan diatur berjauhan, penerapan menjaga jarak fisik aman (physical distancing) di pasar susah terwujud.
Anang bersyukur, hingga kini memang belum ditemukan pasien positif Covid-19 di Kabupaten Probolinggo yang berasal dari klaster pasar. Pasien positif Covid-19 di Kabupaten Probolinggo didominasi klaster Asrama Haji Sukolilo disusul klaster Pesantren Temboro, Magetan. Selain itu berasal dari klaster sejumlah pemudik dari luar daerah.