Hasil Rapid Banyak Positif, Warga Ampel akan Dites Ulang
Warga Nyamplungan Gang 4 yang hasil tes rapidnya reaktif, akan dilakukan tes keduanya kalinya. Tes kedua akan dilakukan sekitar tanggal 10 Juni 2020.
Rabu 27 Mei lalu, Dinas Kesehatan Kota Surabaya melakukan Rapid Test terhadap 46 warga Nyamplungan Gang 4, yang masuk wilayah RW & Kelurahan Ampel, Kecamatan Semamir. Hasilnya, 28 orang dari 46 warga yang dites itu reaktif positif, sehingga harus dilakukan tes ulang pada 14 hari setelah tes pertama.
Kalau pada tes rapid kedua nanti ada yang hasilnya masih reaktif, maka akan dilakukan tes swab untuk mendapatkan sampel lendir di tenggorokan, yang akan diperiksa dengan PCR (polymerase chain reaction). Hasil dari tes swab inilah nanti yang akan dijadikan patokan apakah seseorang terinveksi virus atau atau tidak.
Lurah Ampel, Mochamad Imzak didampingi dr. Istiqomah dari Puskesmas Sidotopo, Sabtu pagi berdialog dengan warga Nyamplungan Gang 4 yang Rabu telah lalu menjalani tes rapid. Kepada warga yang dikumpulkan di mushala Maqdum yang berada di ujung kampung, Mochamad Imzak dan Istiqomah menjelaskan bahwa hasil tes rapid pertama, walaupun yang bersangkutan dinyatakan reaktif positif, tidak berarti dia mengidap covid.
"Bapak dan ibu tidak perlu cemas terhadap hasil tes pertama yang lalu. Kemarin itu bukan tes corona, tapi tes darah untuk mengetahui tubuh bapak dan ibu punya kekebalan terhadap virus atau tidak. Jadi tidak perlu gelisah. Nanti akan dilakukan tes kedua. Yang penting bapak dan ibu tetap memenuhi aturan untuk tidak keluar rumah, memakai masker dan sering-sering cuci tangan. Jangan lupa minum vitamin agar daya tahan tubuh meningkat," kata Pak Lurah Ampel, Mochamad Imzak.
Sementara dr. Istiqomah menjelaskan, misalnya waktu dilakukan tes rapid kemarin dulu ada seseorang yang sakit pilek atau flue, ya hasil tesnya pasti akan positif. "Jadi kalau hasil tes rapid itu positif, belum tentu bapak ibu terjangkit virus corona. Nanti kalau tes kedua positif lagi, ya belum tentu juga ada virus corona. Jadi jangan khawatir terhadap hasil tes kedua, apalagi tes pertama. Kalau bapak dan ibu banyak makanan bergizi, minum vitamin C yang banyak serta tetap berada di rumah, insya Allah bagi yang tes pertama hasilnya posiitif, pada tes kedua nanti akan jadi negatif," kata Istoqomah.
Beberapa warga dalam pertemuan ini memang mengungkapkan kekhawatirannya. "Apalagi setelah berita tentang hasil tes di Nyamplungan Gang 4 ini menyebar, banyak warga lain yang merasa takut apabila berhubungan dengan kami. Malah ada warga kampung ini yang ditolak saat berkunjung ke kampung lain. Keadaan demikian ini kan menyedihkan?" tanya seorang ibu.
Fauzan, Wakil Ketua RW 7 Kelurahan Ampel yang hadir dalam pertemuan menjawab, "Ibu tidak usah khawatir. Malah menurut saya ada hikmahnya, yaitu kita akan lebih hati-hati menjaga diri kita dan keluarga kita. Kalau misalnya sampai ada warga dari daerah lain yang takut masuk Nyamplungan Gang 4, hal itu juga malah bagus. Karena kampung kita jadi lebih steril. Kalau banyak orang dari kampung lain masuk ke kampung kita, berarti kita ini berpotensi tertular. Mereka itu kan belum tentu tidak membawa virus. Dan kehidupan yang tidak mengenakkan ini untuk sementara saja, asalkan kita tertib mengikuti anjuran pemerintah untuk mencegah penyebaran corona," kata Fauzan.
Camelia Habibah, Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya sudah menyatakan hasil rapid test terhadap warga Kelurahan Ampel ini segera ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Habibah sendiri juga mengaku terkejut terhadap hasil tes itu. "Lebih dari setengah hasilnya reaktif, itu sangat mengejutkan. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana langkah selanjutnya dari Pemkot Surabaya terhadap hasil tes itu?" tanya anggota dewan dari Fraksi PKB ini. (nis)