Hasil Otopsi Korban Kanjuruhan, Tak Terdeteksi Gas Air Mata
Tim Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Jawa Timur (Jatim) telah melakukan otopsi terhadap dua orang korban tragedi Kanjuruhan, Malang. Dari hasil otopsi tersebut tidak terdeteksi adanya gas air mata dalam tubuh korban.
Hal ini diungkapkan ahli forensik Prof. Dr. Nabil Bahasuan, SpFM, SH,.MH dalam Forum Grup Diskusi (FGD) bersama pakar hukum pidana Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H di Unair Kampus B.
"Dari hasil pengumpulan sampel yang ada pada kedua korban tidak terdeteksi adanya gas air mata tersebut. Untuk lebih jelasnya nanti di pengadilan bisa didatangkan ahli dari BRIN tersebut yang memeriksa hasil sampel toxicologi," kata ahli forensik sekaligus Ketua PDFI Jatim.
Prof Nabil menjelaskan, untuk hasil otopsi Natasya didapati adanya bekas kekerasan benda tumpul. Juga ditemukan adanya pendarahan cukup banyak karena tulang iga yang patah.
"Sementara untuk adiknya Naila terjadi patah tulang dada dan sebagian di tulang iga sebelah kanan," ujarnya Rabu, 30 November 2022.
Dalam ilmu forensik hal ini terjadi karena adanya kekerasan benda tumpul, tetapi untuk hasil pastinya akan disampaikan pihak penyidik.
Ia mengungkapkan, otopsi dilakukan satu bulan pasca korban dimakamkan, sehingga korban mengalami pembusukan lebih lanjut. Jadi bisa dibayangkan kita melakukan otopsi dengan kondisi pembusukan lanjut.
"Karena kondisi tersebut ada bagian yang tidak bisa diambil, ada yang sudah membusuk," imbuhnya.
Tambahnya, karena pembusukan lanjutan tersebut pihaknya hanya melihat bagian tulang-tulang yang patah saja. Tulang yang patah tersebut mengenai organ vital, dada, jantung dan paru-paru sehingga menyebabkan pendarahan yang berujung kematian.
"Kalau misalnya dia hidup pun penanganannya harus cepat. Jadi memang harus emergency sekali," tandasnya.
Sebelumnya, Dokter spesialis paru RS Universitas Airlangga (Unair) dr Alfian Nur Rosyid Sp P(K) mengatakan, gas air mata yang terhirup pada organ tubuh bisa menyebabkan iritas pada hidung, tenggorokan dan saluran pernapasan bawah.
Orang yang menghirup gas air mata juga akan mengalami gejala hidung berair, iritasi tenggorokan, rasa terbakar di saluran napas atas bahkan dapat terhirup sampai saluran napas bawah. Mereka juga dapat mengalami batuk, dahak sampai sesak napas. Bahkan, dampak paling fatal adalah meninggal dunia.