Hasil Investigasi Tak Ada Tanda Serangan ke Heli Presiden Iran
Penyelidikan terkait kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi telah selesai. Menurut laporan media pemerintah Iran, IRNA, militer Iran memastikan tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan helikopter itu diserang.
Staf Jenderal Angkatan Bersenjata Iran yang bertugas menyelidiki kecelakaan tersebut tidak menyebutkan soal siapa yang disalahkan atas kecelakaan maut tersebut.
Adapun komunikasi terakhir helikopter yang jatuh dengan dua helikopter lainnya sekitar 90 detik sebelum kecelakaan tidak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan. Militer juga tak menemukan jejak 'lubang peluru' di puing-puing helikopter.
"Helikopter jenis Bell 212 buatan Amerika Serikat (AS) tidak ada tanda-tanda tembakan yang mengarah ke helikopter tersebut. Selain itu, jalur penerbangannya tidak berubah," demikian keterangannya.
Kecelakaan itu terjadi di Provinsi Azerbaijan Timur, Minggu, 19 Mei 2024. Delapan orang yang ada di dalam helikopter itu semuanya tewas. Selain Ebrahim Raisi, penumpang helikopter itu adalah Menteri Luar Negeri (Menlu) Hossein Amir-Abdollahian, Gubernur Azerbaijan Timur, kepala keamanan, Imam Masjid Tabriz dan kru pesawat.
Sejumlah pihak menduga ada kemungkinan sabotase atau serangan terhadap helikopter itu. Dugaan itu muncul bukan tanpa sebab. Sebelum helikopter jatuh, Iran sempat menyerang Israel secara langsung pada pertengahan April lalu.
Saat ini, Wakil Presiden Pertama Mohammad Mokhber diangkat sebagai presiden sementara, dan Wakil Menteri Luar Negeri Ali Bagheri Kani diangkat menjadi menteri luar negeri sementara.
Pendaftaran kandidat pemilihan presiden Iran, yang dipercepat setelah kematian Presiden Ebrahim Raisi, akan dimulai pada 30 Mei sampai 3 Juni 2024.