Hasil Evaluasi, PTM 100 Persen di Surabaya Dilanjutkan
Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya telah melakukan evaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen yang telah berjalan sejak 10 Januari 2022 lalu. Hasilnya, PTM 100 persen dapat dilanjutkan.
Dalam evaluasi ini, dispendik menggandeng beberapa stakeholder kesehatan di antaranya pakar epidemologi Universitas Airlangga Dr Windhu Purnomo, Pembina Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Jawa Timur (Jatim) Estiningtyas Nugraheni dan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim dr. Dominicus Husada.
Dalam kesempatan itu, Pakar Epidemiologi Unair dr. Windhu Purnomo menjelaskan, sejauh ini Indonesia tampak bagus dalam menghadapi Covid-19 khususnya terkait varian Omicron. Pasalnya, di negara-negara lain, puncak kasus terjadi pada 40 hari sejak kasus pertama ditemukan. Hal itu terjadi di negara-negara Afrika, Inggris, Amerika Serikat, dan lain-lain.
“Sedangkan di Indonesia, kasus pertama ditemukan pada pertengahan Desember. Seharusnya sekarang ini prediksi puncaknya. Tapi sekarang masih di bawah ambang batas bahaya. Jadi, kita tidak usah khawatir dengan Omicron, karena ini sudah seperti influenza biasa,” katanya.
Walau begitu, ia meminta sekolah tetap tidak abai terhadap protokol kesehatan. Sebab, itu menjadi satu-satunya kunci utama mengantisipasi penularan.
Senada dengan Windhu, Pembina Persakmi Jatim Estiningtyas Nugraheni menekankan pentingnya pelaksanaan protokol kesehatan. Pasalnya, anak-anak kini rentan terpapar Covid-19. Buktinya, beberapa kasus Omicron di Surabaya menjangkit pada balita.
Serta, memaksimalkan peran Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo untuk membantu sterilisasi area sekolah.
“Yang paling penting menerapkan 3M dan tidak ada kerumunan. Kemudian ada Satgas Covid-19 dari unsur sekolah, RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan di mana lembaga pendidikan itu ada. Ini penting untuk membantu sterilisasi lingkungan sekolah,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan PTM 100 persen tetap berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Saat ini, belum ada laporan warga sekolah di bawah naungan Pemkot Surabaya yakni SD SMP yang terpapar Covid-19 di lingkungan sekolah.
Meskipun demikian, pihaknya secara berkala akan melakukan evaluasi bersama pakar epidemiologi, pakar kesehatan masyarakat, IDAI, serta guru dan tenaga kependidikan (GTK).
“Kami ingin orang tua merasa aman dan nyaman ketika menitipkan anak-anak di sekolah. Ini ikhtiar kami bersama untuk memberi layanan terbaik bagi anak-anak di Kota Surabaya,” kata Yusuf.
Advertisement