Tragedi Awal! Harut dan Marut dalam Kisah Nabi Adam Turun ke Bumi
Kisah Nabi Adam As dan Ibu Hawa, sejak di surga hingga diturunkan menempati bumi. Dinukil dari Kitab Sirajut Thalibin, Syarah Kitab Minhajul Abidin Lil Imam Al Ghazaly.
Cerita Harut & Marut
Dua nama Raja ini memakai bahasa Suryani.
Para Mufassir menjelaskan secara panjang lebar tentang cerita keduanya.
Alhasil, berawal dari hikayat Malaikat yang mempertanyakan kepada Allah :
"Ataj'alu fieha Man Yufsidu fieha wa Yusfikud-dimaa', secara eksplisit Malaikat memuji dirinya sendiri dengan kalimat : "Wa Nahnu Nusabbihu bi Hamdika wa Nuqoddisu Laka". Lalu Allah menjawab dan menolak pertanyaan dan pernyataan Malaikat dengan Hak Prerogatif Allah : "Inniy A'lamu ma Laa Ta'lamuun".
Dalam proses perjalanan waktu yang panjang dalam cerita Adam Hawa dimuka bumi, lalu Allah turunkan kejadian2 yang bisa jadi diluar nalar manusia bahkan posisi Malaikat, bahwa Allah itu Maha Berkehendak dan Maha Berkuasa.
Raja yang Ambisius
Cerita Harut dan Marut di muka bumi yang keduanya adalah Raja yang ambisi dan sewenang-wenang, keduanya terkena fitnah dengan Zuhroh, wanita cantik pada zamannya.
Ketika Harut Marut menjimak menzinai Zuhroh, lalu Allah meminta memilih keduanya apakah dengan Adzab dunia dan akhirat ? Lalu keduanya memilih Adzab dunia, sehingga Allah mengadzab dunia sampai hari kiamat kelak.
Keduanya adalah Raja yang Dholim, melakukan kesyirikan, membunuh, peminum khomer, keduanya banyak melakukan kerusakan-kerusalan di muka bumi.
Ada beberapa riwayat yang dianggap janggal oleh beberapa Ulama tentang cerita Harut Marut ini, antara lain :
1. Terkait cerita Zuhroh, yang dianggap sebagai wanita cantik penyebab Harut Marut tergoda dan terkena fitnah akibat Zuhroh tersebut.
2. Tentang Adzab kepada keduanya, yang disuruh memilih, apakah Adzab dunia akhirat, apakah adzab dunia sampai hari kiamat?. Atau pilihan antara Taubat dan Adzab ?. Pendapat yang kuat, Sesungguhnya Allah memilih keduanya, yaitu Adzab dunia akhirat dengan diberi umur panjang atas keduanya.
3. Keduanya orang yang pertama kali mengajarkan sihir tatkala keduanya di adzab, dengan sihir keduanya melakukan angkara murka, kedholiman2 dan merusak bumi.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al Allamah Ibnu Hajar didalam Kitab Az Zawajir Bab Sihir.
Dalam sebuah riwayat, bahwa Zuhroh itu adalah sebuah bintang yang diserupakan sebagai seorang wanita cantik.
Harut Marut tergoda hingga akhirnya menzinai Zuhroh yang saat itu membawa anak kecil, hingga akhirnya Harut Marut membunuh si anak kecil tersebut, akibat mabuk karena meminum khomer.
Ibnu Abbas berkata :
"Bahwa Adzab kepada Harut Marut adalah Adzab di dunia dan akhirat".
Dalam riwayat yang lain dikatakan bahwa Harut Marut di Adzab dengan cambuk besi. Keduanya dikalungi dengan kakinya, kedua matanya sampai melotot serta kulitnya menghitam.
Dalam cerita selanjutnya, ketika keduanya di datangi oleh seorang lelaki, lelaki itu berkata :
"Bacalah Laa Ilaha Illallah". Lalu Harut Marut berkata : "Siapa kamu ?" Lelaki itu menjawab : "Aku salah satu orang dari Ummat Muhammad !". Harut Marut lalu berkata : "Apakah sungguh diutus Muhammad sebagai Nabi ?". Lelaki itu menjawab : "Iya !". Harut Marut lalu berkata : "Alhamdulillah, sungguh menjadi kabar gembira, bahwa sesungguhnya Muhammad menjadi Nabi sampai Kiamat yang mendekatkan Adzab kami berdua kepada Adzab Akhirat".
Sejak tragedi Qobil membunuh Habil, menjadi tanda dalam sejarah peradaban manusia, lalu dilanjutkan oleh para pengikutnya Qobil, hingga Harut Marut bahwa ujung pangkal nya adalah : Fitnah yang terjadi dalam sejarah kemanusiaan berawal dari Qobil yang menuruti Hawa Nafsu, serta perbuatan buruk juga kesesatan dan kemaksiatan (ingkar) kepada Allah disebabkan karena Hawa Nafsu yang ada dalam diri Manusia (termasuk didalamnya Qobil, lalu Harut Marut), bahkan sampai hari kiamat kelak, penyakit Hawa Nafsu inilah yang akan membawa kepada kehancuran dan adzab (baik di dunia dan akhirat).
Semoga bermanfaat dan barokah.
Wallahu A'lam bis Shawab.
Demikian ulasan oleh KH Fawaid Abdullah, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Aula Kembangkan Bangkalan Madura.
Advertisement