Harum Manis, Jajanan Jadul yang Banyak Diburu
Terbilang jajanan jadul, Harum Manis masih banyak yang suka. Cita rasanya yang manis dan mudah larut di mulut menjadikan jajanan berbahan baku gula pasir ini kembali naik daun.
Salah satu pembuat Harum Manis adalah Abdul Muntholib, warga Desa Kesambi, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan. Berbekal keuletannya ia mampu mengangkat pamor jajanan ndeso ini menembus pasar luar Jawa hingga luar negeri.
"Awalnya hanya meneruskan usaha orang tua. Namun pada perkembangannya ternyata Harum Manis semakin banyak yang suka, " kata Muntholib kepada ngopibareng.id, Jumat 19 Oktober 2018.
Memulai usaha sejak tahun 2011 Abdul Muntholib yang menggunakan label Bang Toyib pada produknya. Sehari dia bisa memproduksi rata-rata hingga 50 kilogram Harum Manis. Usahanya ini dibantu tiga orang karyawan.
Jangkauan pasarnya selain di wilayah Lamongan, Gresik, Tuban dan Surabaya juga sudah menembus luar Jawa.
"Pesanan datang hampir dari seluruh pelosok negeri," cetus pria berusia 47 tahun ini. Banyaknya pesanan dari luar Jawa karena sejak tiga tahun terakhir Muntholib memasarkan produknya secara online.
"Saya juga pernah melayani pesanan untuk dibawa ke Malaysia dan Brunei Darussalam dan Arab Saudi," katanya bangga.
Permintaan pesanan Harum Manis meningkat tajam saat bulan Ramadhan hingga Lebaran Idul Fitri. Selain untuk takjil Harum Manis juga diburu sebagai kue hidangan saat lebaran.
"Saat lebaran hingga Idul Fitri permintaan meningkat hingga 100 persen lebih, " ujarnya.
Menurutnya jajanan ini memang sulit dicari karena tidak semua orang mampu membuatnya. Harus punya keahlian dan insting tersendiri saat mengolah gula menjadi helai-helai halus setipis benang jahit menjadi harum manis yang lembut dan manis.
"Membuat adonan Harum Manis komposisinya harus pas. Kalau kebanyakan gula justru terasa pahit tapi kalau kurang gula justru tidak jadi," ujar pria berkumis tebal ini.
Proses pembuatannya sendiri gula pasir sebanyak satu kilogram direbus sekitar 15 menit hingga kental dan mengeluarkan busa. Selanjutnya adonan gula tersebut didinginkan.
Setelah dingin adonan yang sudah padat dan mengental itu di bentuk menjadi silinder. Berikutnya adonan gula kental berbentuk silonder itu di pukul-pukul menjadi pipih dan dibentuk lingkaran. Dari sini adonan tersebut kemudian di tarik-tarik berulang-ulang hingga terurai menjadi helai-helai tipis berwarna merah muda.
"Proses pembuatannya memang harus sabar dan teliti betul karena itu tidak semua orang bisa membuatnya," sambung Abdul Muntholib.
Meski proses pembuangan cukup ribet harga jual harum manis terbilang murah. Satu kilogram Harum Manis dijual ke pasaran Rp35 ribu-Rp40 ribu.
Abdul Muntholib optimis walau saat ini pangsa pasar jajanan didominasi oleh buatan pabrik, Harum Manis buatannya masih akan mendapatkan tempat tersendiri.
"Jajanan Harum Manis tidak saja memiliki rasa yang khas namun juga membawa pada kenangan dimasa kecil dulu," ungkapnya lagi. (tok)