Haru Pak Midun Disambut Bonek Saat Perjuangkan Tragedi Kanjuruhan
Rasa lelah dan keringat yang mengucur di wajah Miftahiddun Ramly alias Pak Midun seakan-akan hilang ketika rasa bahagia dan haru hadir saat ia tiba di Kota Surabaya untuk memperjuangkan nasib keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
Kedatangan Midun di Surabaya bukan hanya untuk itu, ia juga memperjuangkan perdamaian suporter sepak bola di Indonesia. khususnya Bonek dan Aremania yang selama ini diketahui memiliki hubungan tak harmonis.
Dengan sepeda dan keranda hitam bertuliskan Justice For Kanjuruhan, berhiaskan bendera Merah Putih, dan pesan-pesan tulisan dari keluarga korban ia mengayuh sepeda dari Kanjuruhan ke Jakarta, ia menyempatkan diri transit di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat, 4 Agustus 2023 malam.
Setibanya di Surabaya, ia kemudian dikawal khusus oleh Bonek Mania sejak dari Masjid Agung Al-Akbar menuju ke Stadion Gelora Bung Tomo. Kehadirannya seakan menghapus perseteruan antara dua suporter sebelumnya. Suasana gayeng tampak saat Bonek menyambut dan bercengkrama dengan Pak Midun di Stadion GBT.
"Alhamdulillah sangat akrab sekali, di luar dugaan saya. Saya tidak membayangkan semudah ini perjalanannya," aku Midun.
Tak hanya itu, sejumlah Bonek kemudian memberikan bantuan berupa minuman, rokok, dan kaos bagi pria berusia 52 tahun itu.
Ia mengaku, sebelum menjalankan misi ini ia mendapat banyak banyak hadangan baik dari keluarga maupun rekan-rekannya yang memikirkan keselamatan dirinya.
"Saya tidak membayangkan, di sini saya seperti di surga. Makan, minum, rokok dibantu semua," imbuh ASN di Pemerintah Kota Batu tersebut.
Meski banyak hadangan, ia akhirnya berhasil meyakinkan dan mendapat restu keluarga. Itu semua berkat tekad dan kesabarannya memberikan pengertian kepada orang-orang di sekitarnya.
Dalam aksi bersepeda ini, Midun mengaku membawa misi perdamaian di antara suporter masing-masing daerah dan mengimbau suporter tidak mengulang kejadian di Kanjuruhan.
"Secara biologis saya memang bukan keluarga korban, tapi secara psikologis itu sangat memukul. Ini sepak bola kok sampai kejadiannya begini, tidak masuk akal," kata pria berkacamata itu.
Karena itu, dalam misi ini ia berharap bisa bertemu sejumlah suporter di daerah yang ia lalui dari Kanjuruhan hingga ke Senayan. "Ya terutama (bertemu) suporter, biar lebih akrab karena dengan kejadian ini perasaannya sama, sama-sama kehilangan," pungkasnya.
Persiapan 3 Bulan
Misi ini sebelumnya sudah ia pikirkan pasca kejadian Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu. Namun, kesempatan itu baru bisa ia realisasi tahun ini dengan mengambil jatah cutinya selama 12 hari.
Menyambut misi ini, ia telah melakukan persiapan fisik selama tiga bulan. "Tadinya mau jalan kaki, cuma kata teman saya kalau jalan kaki gak bisa sampai misinya, mending pakai sepeda. Kemudian, tiga bulan saya latihan," aku Midun.
Dalam misi ini, warga Kampung Hendrik, Kelurahan Ngaglik, itu mengaku membawa sejumlah persiapan berupa uang, peralatan sepeda, seperti ban cadangan, kampas rem, hingga pompa.
Untuk durasi perjalanan sendiri, ia tidak memasang target waktu, melainkan menyesuaikan dengan kemampuan fisiknya. "Saya menyesuaikan kondisi kalau kuat saya terus, kalau tidak kuat monggo ambil alih, yang penting pesan tersampaikan," pungkasnya.