Haru, Nakes dan Pasien Karantina Kota Pasuruan Salat Id Bersama
Gema takbir bersahutan dan dilafalkan puluhan pasien karantina di Kota Pasuruan, yang dirawat di Hotel Semeru Park. Ya, kumandang takbir Idul Adha membahana di pelataran hotel tersebut.
Tampak para pasien bersama tenaga kesehatan menggelar sajadah. Suasana haru dan khusyuk terasa saat lantunan takbir dikumandangkan. Sesekali ada pasien yang menyeka air matanya. Mungkin teringat momen Idul Adha yang biasanya kumpul keluarga.
Pemerintah Kota Pasuruan memang memberikan toleransi bagi pasien karantina Covid-19 boleh menyelenggarakan salat Idul Adha. Dengan syarat dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan ketat.
Walikota Pasuruan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menaruh empati pada warga yang sedang menjalani karantina dan isolasi mandiri. Terlebih di momen Idul Adha yang bersamaan dengan pandemi dan pemberlakuan PPKM.
"Saya bisa merasakan kesedihan, kesusahan warga yang sedang menjalani karantina atau yang isoman. Maka, kemudian kami persilakan warga yang sedang karantina untuk menggelar Salat Id berjamaah. Tapi, dengan prokes ketat pastinya," ujar Gus Ipul.
Protokol kesehatan memang diterapkan sangat ketat pada suasana salat Idul Adha pasien karantina di Hotel Semeru. Para nakes tetap mengenakan alat pelindung diri (APD). Para pasien mengenakan masker. Dan tentu saja dengan jaga jarak. Setelah itu lokasi didisinfektan.
"Karena sama-sama masih positif (Covid-19), maka tidak apa-apa melaksanakan salat Id. Yang tidak boleh yang bukan dikarantina atau yang sedang isoman," terang mantan Wakil Gubernur Jawa Timur dua periode itu.
Gus Ipul menambahkan, dengan diperbolehkannya pasien karantina melaksanakan Salat Id, dia berharap itu bisa meningkatkan imunitas tubuh pasien. Sehingga lekas pulih.
Warga yang sedang isolasi mandiri pun tampak melaksanakan Salat Id di rumah." Saya sekeluarga kena covid, jadi melaksanakan takbiran sampai salat Id di rumah," ujar Fitri salah satu warga yang sedang menjalani isoman.