Harta Kekayaan Naik Berlipat, Empat Gubernur Disorot
Harta sejumlah pejabat di Indonesia pada masa pandemi COVID-19 tengah menjadi sorotan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencatat, 70,3 persen penyelenggara negara yang melaporkan hartanya bertambah selama pandemi.
Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggilan mengungkap, selama pandemi Covid-19, harta beberapa penyelenggara negara mengalami kenaikan. Meski demikian, ada pula yang hartanya berkurang selama pandemi melanda Tanah Air sejak kasus pertama terungkap pada 2 Maret 2021.
1. Gubernur Jawa Timur
Harta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa naik Rp 2,3 miliar selama pandemi COVID-19. Kenaikan harta perempuan pertama yang menjabat sebagai gubernur di Jawa Timur ini berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diunduh melalui laman e-lhkpn.
Total harta kekayaan sesuai LHKPN meningkat selama setahun. Untuk tahun 2019 sebanyak Rp 22.563.510.519 dan tahun 2020 sebanyak Rp 24.959.136.512.
Tahun 2019, harta berupa tanah dan bangunan yang dilaporkan 29 April 2020 senilai Rp 17.932.872.000. Di tahun 2020, harta berupa tanah dan bangunan yang dilaporkan pada 30 Maret 2021 tak berubah yakni Rp 17.932.872.000.
Harta kedua yang naik adalah kas dan setara kas. Pada tahun 2019 kas dan setara kas yang dimiliki sebanyak 3.193.638.519, angka itu bertambah hingga mencapai Rp 5.589.264.512 atau kenaikan kurang lebih Rp 2,3 miliar.
Sementara di LHKPN tidak tampak perubahan alat transportasi yang dimiliki Khofifah tahun 2019 dan 2020. Kendaraan yang dimilik 2 unit. Yakni berupa mobil Kijang Innova seharga Rp 135 juta dan Toyota Alphard 2018 Rp senilai Rp 700 juta.
2. Ganjar Pranowo
Harta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tercatat naik sekitar Rp 550 juta. Di tahun periodik 2020, harta Ganjar Pranowo sebesar Rp 9,9 miliar. Satu tahun berselang hartanya naik menjadi Rp 10,5 miliar.
Tanah dan bangunan yang dimiliki Ganjar Pranowo naik dari Rp 1,1 miliar menjadi Rp 2,5 miliar. Namun harta setara kas Ganjar Pranowo turun menjadi Rp 6,1 miliar dari Rp7 miliar.
3. Ridwan Kamil
Berdasarkan data yang diakses melalui elhkpn.kpk.go.id, harta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias Kang Emil naik signifikan selama pandemi. Harta Kang Emil naik sebesar Rp 6,6 miliar. Tercatat, harta tahun 2019 yang dilaporkan pada 2020 Emil memiliki harta sebesar Rp 13,5 miliar. Sementara di tahun 2020 yang dilaporkan tahun 2021, harta Emil naik jadi Rp 20,1 miliar.
Kenaikan harta Ridwan Kamil didominasi oleh tanah dan bangunan. Pada laporan tahun 2020, harta Ridwan Emil dalam bentuk tanah dan bangunan sebesar Rp 13,4 miliar, sedangkan di tahun periodik 2021, tanah dan bangunan Ridwan Kamil mencapai Rp 18,4 miliar.
Kenaikan harta lainnya yang dilaporkan Ridwan Kamil terdapat pada kas atau setara kas lainnya. Pada laporan tahun 2021 kas sebesar Rp 4,1 miliar, sementara tahun sebelumnya sebesar Rp 3 miliar.
Kenaikan harta tersebut jangan lantas diartikan ada korupsi. Lantas dari mana sumber pundi-pundi keuangan Ridwan Kamil tersebut?
"Jadi jangan dicurigai kalau harta meningkat, pertama saya itu sebelum jadi walikota dan gubernur saya punya usaha. Usahanya sangat menyejahterakan dibanding sekarang. Ada bangunan-bangunan yang sifatnya disewakan dan appraisal lahan naik bertahun-tahun, itulah dasar kenaikan harta kami. Saya kan dulunya pengusaha yang penting mah wajar saja. Itu datang dari usaha dan tanah yang kami sewakan dan hasilnya memang besar, termasuk usaha dulu yang saya masih punya saham," tutur Ridwan Kamil.
4. Anies Baswedan
Kekayaan Anies Baswedan meningkat dua kali lipat setelah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama tiga tahun. Anies dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2017. Di tahun 2017, Anies melaporkan total harta kekayaannya mencapai Rp 5.619.545.840.
Perincian kekayaan Anies pada tahun 2017 mayoritas dari harta tidak bergerak, seperti tanah dan bangunan senilai Rp 8,89 miliar. Adapun alat transportasi Rp 640 juta. Untuk harta bergerak lainnya Rp 769 juta, surat berharga Rp 81 juta, kas dan setara kas Rp 587 juta, serta harta lainnya Rp 286 juta. Total harta Anies mencapai Rp 11,26 miliar dan dipotong utang Rp 5,64 miliar sehingga total harta kekayaan bersih sebesar 5,6 miliar.
Pada tahun 2020, setelah menjabat selama tiga tahun, kekayaan Anies berada di angka Rp 10,91 miliar. Perincian kekayaan Anies di tahun 2020 masih didominasi oleh tanah dan bangunan senilai Rp 13,34 miliar dan alat transportasi Rp 648 juta. Untuk harta bergerak Rp 1,06 miliar, surat berharga Rp 56 juta, kas dan setara kas Rp 2,01 miliar, serta harta lainnya Rp 631 juta. Total keseluruhan mencapai Rp 17,76 miliar. Adapun Anies memiliki utang Rp 6,84 miliar di tahun 2020 sehingga harta kekayaan bersihnya mencapai Rp 10.916.550.262.