Hari Vitiligo Sedunia, Penyakit Kulit Ini Bisa Sembuh
Salah satu penyakit kulit yang belum banyak diketahui masyarakat ialah vitiligo. Penyakit kulit yang memiliki karakteristik lesi khas berupa makula berwarna putih susu dengan batas jelas pada latar belakang warna kulit.
Dokter spesialis kulit dokter Ni Putu Ary Widhyasti dari National Hospital mengatakan, Vitiligo bisa muncul ketika seseorang beranjak dewasa. "Hal ini disebabkan matinya sel melanosit yang bertugas untuk memproduksi warna kulit. Vitiligo ditandai dengan bercak putih yang biasa disebut chalk white," terangnya.
Menurutnya, saat seseorang menyadari vitiligo ini mulai muncul di kulit atau gejala awal terdeteksi dan dia segera mendapat penanganan yang tepat, penyakit ini dapat dicegah agar tidak berkembang di tubuh penderita. "Terutama orang dengan tipe kulit yang kontras. Sawo matang, misalnya. Itu kentara sekali. Vitiligo ini bisa sembuh kok," ujar dokter Ni Putu.
Ia menerangkan, vitiligo bisa menyerang siapa saja. Tak mengenal gender dan usia. Selain mengubah penampilan, vitiligo membuat kulit lebih sensitif. Pasien diminta berhati-hati terhadap paparan sinar matahari. Sebab, proteksi kulit terhadap paparan sinar UV terganggu.
"Berikhtiar secara medis, psikologis dan menerima juga merangkul vitiligo dengan penuh ikhlas akan membantu menumbuhkan rasa percaya diri untuk terus berkarya" imbuhnya.
Dengan begitu, diharapkan pasien vitiligo dapat lebih produktif, dan sehat karena stress juga bisa menjadi salah satu faktor yang membuat vitiligo semakin melebar di permukaan kulit. Tak perlu menunggu hingga menyebar, segera konsultasikan sehingga segera mendapatkan penanganan bagi penderita vitiligo.
Ia menambahkan, berdasarkan data Persatuan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (Perdoski) hingga kini, ada 0,5 hingga dua persen orang dari total populasi dunia yang mengidap vitiligo. Saat ini jumlah populasi dunia mencapai tujuh miliar. ""Artinya, jika 0,5 persen dari total populasi, ada sekitar 35 juta orang yang hidup bergandeng tangan dengan vitiligo," tandasnya.
Sayangnya, banyak orang dengan vitiligo justru menutup pintu rapat-rapat. Mereka tak ingin bertemu orang karena malu. Pikiran mereka telanjur disesaki stigma negatif yang menyesatkan tentang vitiligo.
Ia pun berharap, edukasi mengenai vitiligo di hari Vitiligo Sedunia yang diperingati setiap 25 Juni 2022, membuat masyarakat bisa lebih paham mengenai vitiligo dan tidak malu untuk berobat.
Advertisement