Hari Satelit Palapa 9 Juli, Sejarah dan Daftar 9 Satelit Palapa Indonesia
Setiap tahunnya di tanggal 9 Juli 2024 masyarakat memperingati Hari Satelit Palapa. Tujuan peringatan ini untuk memberikan edukasi kepada generasi penerus bangsa akan sejarah peluncuran satelit pertama di Indonesia.
Palapa merupakan nama satelit yang dimiliki oleh Indonesia sejak tahun 1976. Peluncuran perdana dilakukan di Amerika Serikat pada 8 Juli 1976 dan 9 Juli waktu Indonesia. Melalui Stasiun Pengendali Utama Satelit (SPU) Cibinong, Bogor.
Satelit Palapa menjadi sistem komunikasi satelit domestik (SKSD) pertama yang memberikan layanan telepon dan faksimili antar kota di Indonesia. Nama Satelit Palapa diberikan oleh Presiden Soeharto. Penamaan satelit ini mengacu pada sumpah Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit pada 1334.
Berikut ini daftar sembilan Satelit Palapa yang dimiliki Indonesia, dikutip Ngopibareng.id dari berbagai sumber:
Satelit Palapa A1 (1976-1983)
Satelit Palapa A1 merupakan satelit perdana milik Indonesia. Satelit ini didesain untuk mengoptimalkan pancaran sinyal ke seluruh Nusantara hingga ke negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina.
Satelit ini di bawah pengawasan Perumtel (sekarang Telkom). Satelit Palapa A1 memiliki berat 574 kilogram, tinggi 3.7 meter, diameter 1.9 meter, dan antena berdiameter 1.5 meter ini
Satelit Palapa A2 (1977-1987)
Satu tahun setelah peluncuran satelit pertama, Indonesia kemudian memulai proyek satelit kedua yang diberi nama Satelit Palapa A2. Proyek ini menjadi cadangan jika Satelit Palapa A1 mengalami kegagalan. Satelit Palapa A2 diluncurkan pada Maret 1977 dengan roket Delta 2914.
Satelit Palapa B1 (1983-1990)
Satelit Palapa B1 diluncurkan pada 18 Juni 1983 melalui pesawat STS misi ke 7 Challenger. Satelit yang juga dibuat oleh perusahaan Hughes Aicraft Company ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan negara-negara di ASEAN kala itu.
Satelit Palapa B2 (1984-gagal)
Menyusul Satelit Palapa B1, selanjutnya diluncurkan Satelit Palapa B2 pada 3 Februari 1984. Satelit ini merupakan plan B dari satelit sebelumnya. Sayangnya, satelit ini mengalami kegagalan karena motor perigee tidak dapat berfungsi maksimal.
Satelit Palapa B2P (1987-1996)
Kegagalan Satelit Palapa B2 membuat pemerintah kembali membuat proyek pengganti yang diberi nama Satelit Palapa B2P. Satelit ini sekaligus menjadi pengganti Satelit Palapa A1 dan Satelit Palapa A2 yang sudah habis masa pakainya.
Adapun peluncuran satelit ini sempat ditunda karena imbas kecelakaan pesawat Challenger yang meledak di udara dan menewaskan kru pesawat. Setelah rencana diluncurkan pada 1986, satelit ini kemudian diluncurkan secara konvensional melalui sistem roket pada 20 Maret 1987.
Satelit Palapa B2R (1990-2000)
Satelit Palapa B2 yang sempat gagal kemudian diperbaiki oleh Sattel Technologies pada 13 April 1990. Satelit ini kemudian diluncurkan melalui Delta 6925 dan dinamakan Satelit Palapa B2R.
Satelit Palapa B4 (1992-2005)
Pada 14 Mei 1992, Satelit Palapa B4 diluncurkan. Selama empat hari peluncuran, satelit ini juga melalui proses pengujian peralatan dan komunikasi untuk mengecek fungsi transponder serta pengaruhnya setelah diluncurkan.
Satelit Palapa C1 (1996-1999) dan Satelit Palapa C2 (1996-2011)
Berbeda dengan Satelit Palapa A dan B, Satelit Palapa C mampu menjangkau area yang lebih luas, seperti Asia Tenggara, sebagian China, India, Jepang, dan Australia. Satelit Palapa C1 dan Satelit Palapa C2 dioperasikan oleh perusahaan dalam negeri, Satelindo (sekarang Indosat).
Satelit Palapa D (2009-2024)
Selanjutnya adalah Satelit Palapa D yang dibuat oleh Thales Alenia Space di Prancis. Satelit Palapa kesembilan ini mampu mencakup Asia, Asia Tenggara, dan seluruh Indonesia. Adapun komponen Satelit Palapa D berupa komponen platform SpaceBus 4000-B3.