Hari Santri Nasional, Gus Fawait Kenang Perjuangan KH As’ad Syamsul Arifin di Jember
Dalam momentum Hari Santri Nasional tanggal 22 Oktober 2024, Calon Bupati Jember Nomor Urut 2, Gus Fawait yang berkaitan dengan santri. Kegiatan diawali dengan melakukan renungan malam di Kecamatan Silo, Senin, 21 Oktober 2024.
Renungan tersebut dilaksanakan di lokasi yang pernah disinggahi tokoh pahlawan santri KH As’ad Syamsul Arifin. Kemudian, Gus Fawait melaksanakan apel dan kirab santri di Pondok Pesantren Islam Bustanul Ulum (IBU), di Kecamatan Pakusari, pada Selasa, 22 Oktober 2024. Bahkan dalam kegiatan apel tersebut, Gus Fawait bertindak sebagai inspektur upacara.
Gus Fawait mengatakan, renungan malam di Kecamatan Silo, Jember semata-mata untuk mengenang perjuangan KH As’ad Syamsul Arifin. Kiai yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo itu merupakan panutan bagi para santri masa kini.
Sosok KH As’ad Syamsul Arifin merupakan santri yang memiliki semangat juang yang luar bisa dalam melawan penjajah dalam upaya merebut kemerdekaan Indonesia.
Santri yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional itu tak hanya berjuang di tempat tinggalnya saja, tetapi juga sangat berjasa bagi Kabupaten Jember. KH As’ad Syamsul Arifin mengusiri penjajah Jepang sampai ke Desa Garahan, Kecamatan Silo.
Setelah berhasil merebut kemerdekaan Indonesia dari penjajah Jepang, KH As’ad Syamsul Arifin bukan lantas berhenti berjuang untuk bangsa Indonesia. KH As’ad Syamsul Arifin terus berjuang dalam bidang pendidikan melalui jalur Pondok Pesantren.
KH As’ad Syamsul Arifin memberikan pendidikan gratis bagi masyarakat Indonesia. Sebab, pada awal kemerdekaan Negara Indonesia memang belum memiliki anggaran yang cukup untuk membiayai pendidikan di tanah air.
“Sejak Indonesia belum merdeka, santri dan ulama sudah berada di garda terdepan untuk memajukan Indonesia. Mereka melaksanakan pendidikan gratis,” katanya, Selasa, 22 Oktober 2024.
Sebagai santri masa kini, Gus Fawait sudah sepantasnya mengenang dan meneladani perjuangan santri terdahulu. Perjuangan santri terdahulu dalam memperjuangkan kemerdekaan harus menjadi motivasi santri masa kini dalam mengisi kemerdekaan.
Lebih jauh Gus Fawait menjelaskan, sejauh ini kontribusi santri untuk mengisi kemerdekaan masih cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya santri yang mampu menjadi pemimpin di Indonesia, baik melalui Wakil Presiden, Kementerian, DPR, maupun badan-badan.
Sedangkan untuk tingkat Jawa Timur juga ada pemimpin santri, yakni Khofifah indar Parawansa dan Gus Ipul.
Sementara Gus Fawait juga memohon doa agar diberikan kesempatan menjadi pemimpin di Kabupaten Jember. Jember yang merupakan kabupaten dengan jumlah pondok pesantren terbanyak di Jawa Timur sudah sepantasnya dipimpin oleh santri.
Janji Politik untuk Santri
Sebagai bentuk kepedulian terhadap santri, ulama, dan pesantren, Gus Fawait telah menyiapkan delapan aksi. Gus Fawait berkomitmen memberikan bantuan yang layak untuk pengembangan pesantren di Kabupaten Jember. Termasuk bantuan operasional Madrasah Diniah.
Sedangkan untuk para santri, Gus Fawait berkomitmen mendorong dan memfasilitasi agar para santri Jember bisa kuliah ke luar negeri melalui jalur beasiswa.
Selain itu, Gus Fawait juga berkomitmen meningkatkan insentif guru ngaji. Tak hanya insentif dinaikkan, tetapi pencairannya juga akan dilaksanakan tepat waktu.
Nasib guru ngaji selama 4 tahun ini, nasib mereka tidak sedang baik-baik saja. Guru ngaji kita naikkan tunjangannya namun diberikan tepat waktu dan layak.
“Meskipun pendidikan pesantren dan di langgar guru ngaji tetap bisa berjalan tanpa bantuan pemerintah. Tetapi pemerintah yang baik adalah pemerintah yang peduli terhadap mereka,” pungkasnya.
Advertisement