Hari Raya Saraswati dan Turunnya Ilmu Pengetahuan
Hari Raya Saraswati dirayakan setiap 210 hari sekali, pada Sabtu atau saniscara umanis wuku watugunung. Tahun ini, seluruh umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Saraswati, hari ini Sabtu, 22 Oktober 2022.
Hari Raya Saraswati sering pula disebut sebagai pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati. Hari Raya Saraswati sering disebut sebagai perayaan turunnya ilmu pengetahuan. Hari Raya Saraswati dilambangkan dengan dewi berparas cantik.
Maka Hari Raya Saraswati disimbolkan dengan kecantikan atau ilmu pengetahuan. Kata "Saraswati" berasal dari dua suku kata yaitu saras dan wati. Kata "Saras" memiliki arti mengalir seperti alir yang asalnya dari hulu menuju hilir.
Ini menjadi penghormatan dan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang sudah menurunkan pengetahuan.
Persembahyangan
Di Bali, Hari Raya Saraswati biasanya dirayakan oleh para pembelajar dengan melakukan persembahyangan bersama di institusi-institusi pendidikan. Secara lebih luas, Saraswati juga dirayakan di rumah masing-masing dengan menghaturkan banten Saraswati pada pustaka, lontar, kitab, maupun buku. Hal itu sebagai wujud penghormatan terhadap Dewi Saraswati sebagai dewanya ilmu pengetahuan.
Dilansir dari laman resmi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), upacara pemujaan terhadap Dewi Saraswati biasanya dilakukan pada pagi hari atau sebelum tengah hari. Persembahyangan dapat dilakukan di pura.
Hari Raya Saraswati juga menjadi momen untuk mengingatkan manusia untuk senantiasa menuntut ilmu pengetahuan. Sebab, ilmu pengetahuan selama masa brahmacari merupakan bekal untuk kehidupan di masa berikutnya.
Simbol dan Makna Dewi Saraswati
Dewi Saraswati adalah dewanya ilmu pengetahuan. Dalam mitologi Hindu, Dewi Saraswati merupakan sakti dari Dewa Brahma sebagai Dewa Pencipta.
Dewi Saraswati dilambangkan sebagai seorang dewi cantik bertangan empat yang masing-masingnya memegang alat musik, genitri, pustaka suci, dan bunga teratai. Saraswati sering digambarkan duduk atau berdiri di atas bunga teratai dengan angsa sebagai wahana atau kendaraan sucinya.
Berikut adalah penjelasan masing-masing simbol dalam penggambaran Dewi Saraswati sebagaimana dilansir dari laman resmi PHDI:
Perempuan cantik merupakan simbol keindahan, kewibawaan, dan kemuliaan yang menjadi dambaan setiap orang. Dewi Saraswati merupakan dewi ilmu pengetahuan yang akan menyebabkan setiap orang tertarik untuk mempelajari-Nya. Ketertarikan itu bukan dari sisi fisik atau biologis, melainkan dilihat dari segi etik-religius.
Genitri adalah simbol kekekalan atau keabadian. Artinya, ilmu pengetahuan tidak terbatas dan tidak akan habis untuk dipelajari. Genitri biasanya digunakan ketika melakukan aktivitas ritual yang disebut japa mantra atau diucapkan secara berulang-ulang. Secara filosofis, itu dimaknai sebagai luasnya ilmu pengetahuan dan dipelajari secara terus-menerus melalui pendidikan formal maupun informal.
Pustaka suci atau lontar merupakan simbol dari sumber ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang telah dipelajari diharapkan dapat berguna untuk kehidupan orang banyak.
Teratai merupakan simbol kesucian dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Bunga taratai memiliki keunikan tersendiri karena hidup di tiga alam: lumpur, air, dan udara. Meski hidup di alam air, bunga teratai tidak basah oleh air sehingga dimaknai sebagai simbol kesucian dan bebas dari keterikatan.
Angsa merupakan simbol dari kebijaksanaan. Ketika mencari makan, angsa dapat memisahkan antara makanan dan lumpur. Demikianlah sifat wiweka, yaitu dapat membedakan atau memisahkan antara baik dan buruk, benar dan salah.
Alat musik berupa rebab merupakan simbol estetika dan budaya yang tinggi. Artinya, ilmu pengetahuan juga menjadi sumber inspirasi ketika dalam penciptaan karya seni.