Meski Ada Covid, Pedagang Takjil di Banyuwangi Tak Takut
Meski pemerintah memberlakukan physical distancing akibat pandemi Covid-19, namun pedagang musiman di bulan Ramadan tetap ramai bermunculan. Pembelinya juga tak kalah banyak. Mereka bahkan terkesan mengabaikan physical distancing yang seharusnya tetap dijaga.
Para pedagang musiman ini tersebar di sejumlah jalan protokol kota Banyuwangi. Namun di Jalan Kolonel Sugiono dan Jalan MT. Haryono terlihat paling banyak. Di kanan kiri dua jalan ini tampak berderet pedagang musiman di pinggir jalan. Sejak pukul 14.00 WIB, para pedagang ini sudah mulai bermunculan.
"Biasanya Pemda menyediakan satu tempat untuk berjualan. Karena tahun ini tidak ada jadi saya berjualan di sini," kata Insiyah, 43 tahun, pedagang musiman di Jalan MT. Haryono.
Para pedagang musiman ini rata-rata berjualan takjil dan lauk untuk berbuka puasa. Untuk menu takjil ada es buah, kolak, petulo bubur kacang hijau, hingga es blewah. Untuk lauk ada pepes ikan, balado, dadar jagung, ayam bakar, ayam kecap hingga sayuran.
"Kalau harga takjil rata-rata Rp5 ribu. Untuk harga lauk variatif mulai dari Rp5 ribu hingga yang Rp 22.000 tiap bungkusnya," jelasnya.
Mengenai omzet, menurut Insiyah meski baru hari pertama puasa, namun pembeli cukup banyak. Dia bersyukur masih banyak pembeli meski jumlahnya tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
Dia menyadari Ramadan tahun ini tidak seperti biasanya karena tahun ini sedang ada pandemi Covid-19. Dia pun sebenarnya was-was karena harus tetap berjualan di masa pandemi Covid-19 seperti ini.
"Tapi mau bagaimana lagi terpaksa tetap berjualan. Tapi saya tetap berusaha mencegah agar tidak tertular penyakit dengan menggunakan masker," katanya.
Sementara itu, salah seorang pembeli, Inayah, 60 tahun, mengaku, dirinya terpaksa membeli takjil dan lauk untuk buka puasa di pedagang musiman. Sebab, dirinya tak sempat memasak karena anaknya sedang sakit.
"Jadi saya beli di sini, lebih praktis. Sampai rumah tinggal menunggu waktu buka puasa," jelasnya.