Hari Pangan Sedunia, Khofifah: Jatim Harus Berdaulat Pangan
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meminta, seluruh stakeholder bidang pangan bersatu untuk menciptakan Jatim berdaulat pangan.
"Ke depan saya berharap Jatim harus naik tingkat, bukan hanya ketahanan pangan tapi kedaulatan pangan. Hari Pangan sedunia bagi bangsa Indonesia harus menjadi bagian penting untuk menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan kedaulatan pangan kita," kata Khofifah usai membuka peringatan Hari Pangan Sedunia di JX International, Surabaya, Selasa 19 November 2019.
Oleh karena itu, gubernur wanita pertama di Jatim itu mengaku, akan mengajukan pergantian nama Dinas Pertanian menjadi Dinas Pertanian dan Kedaulatan Pangan.
Ia mengaku, kedaulatan pangan sangat penting bagi Jatim. Sebab, sampai saat ini ada beberapa komoditas yang alami surplus. Di antaranya beras yang sampai saat ini masih ada 3,7 juta ton, kemudian surplus jagung 5,88 juta ton, dan beberapa lainnya. Karena itu, Jatim menjadi salah satu suplier bahan pangan provinsi lain.
Namun, untuk berdaulat pangan Khofifah meminta agar memanfaatkan lahan dan teknologi yang ada. Mengingat, setiap tahun terjadi penyusutan lahan pertanian yang cukup besar, dan akan berdampak pada jumlah hasil pertanian.
"Per tahun data yang sampai kepada saya sekitar 1.900 hektar lahan pertanian menyusut. Penyusutan ini tersebar dari seluruh kabupaten kota. Maka menjadi penting para bupati, wali kota kembali menyisir kembali perda-perda mereka, menyisir kembali staf yang bagian menyisir kembali pemberi izin IMB. Kalau itu lahan produktif, maka jangan dikonversikan untuk lahan yang lain," tuturnya.
Tak hanya kepada stakeholder bidang pangan saja, Khofifah juga berharap kepada para pemuda agar mau ikut mengembangkan potensi pertanian yang ada. Sebab, generasi milenial dipercaya memahami cara penggunaan teknologi terbaru, yang dapat membantu terjadinya kedaulatan pangan.