Hari Pahlawan, Khofifah Ajak Masyarakat Pegang Prinsip Memberi
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk memegang prinsip saling memberi yang menjadi teladan dari para pendahulu dalam momen Hari Pahlawan 2022.
Khofifah mengatakan, semangat memberi yang ditunjukkan pahlawan yang berhasil membuat Indonesia merdeka dan bertahan hingga kini. Ia mencontohkan semangat juang arek-arek Suroboyo yang mati-matian mengusir para penjajah dalam pertempuran besar 10 November 1945.
Untuk itu, Khofifah mengajak seluruh elemen masyarakat Jatim untuk memiliki mental memberi yang terbaik bagi bangsa dan negara. Di mana mental itu dibentuk melalui edukasi spiritual, edukasi sosial, politik dan juga kebudayaan.
Seperti yang disampaikan Bung Karno di buku ‘Di Bawah Bendera Revolusi’, ditegaskan bahwa kekuatan dari suatu bangsa dalam memperjuangkan dan mengarungi jembatan emas kemerdekaan Indonesia tidak pada kekuatan untuk meminta, tapi pada kekuatan untuk memberi.
“Prinsipnya adalah memberi apa yang kita punya. Dengan begitu sebenarnya kita telah membangun karakter kepahlawanan," kata gubernur perempuan pertama di Jatim itu.
Lebih lanjut menurutnya, setiap orang memiliki tugas untuk mengedukasi. Termasuk mengedukasi diri sendiri, keluarga dan lingkungan.
"Bagaimana kita mengedukasi untuk bisa memberikan keteladanan, kemudian karakter kepahlawanan dan semangat yang bisa memberikan penguatan bagaimana Jawa Timur gagah dan perkasa," katanya.
Tidak hanya itu, mantan Menteri Sosial (Mensos) RI ini juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memaknai peringatan Hari Pahlawan sebagai momentum untuk bangkit dan bersatu menghadapi ancaman dan tantangan global.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk bisa meneladani semangat perjuangan dan ketangguhan para pahlawan dalam menghadapi tantangan dan tekanan besar krisis global.
Di antaranya, ancaman krisis pangan, krisis energi, perubahan iklim, serta krisis keuangan yang dihadapi berbagai negara di dunia. Salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan adalah menjadi pahlawan bagi lingkungan sekitarnya dengan menjadi agen perubahan mulai dari hal kecil di lingkungannya.
“Kalau dulu pahlawan menghadapi tantangan besar yakni berjuang melawan penjajah. Kini nilai perjuangan dan ketangguhan mereka bisa kita teladani untuk bangkit dan berjuang menghadapi tantangan global,” tegasnya.
Menurut Khofifah pahlawan sering kali lahir di masa yang sulit. Ketika ada tekanan besar dan kondisi buruk, ada orang-orang yang mau merelakan diri untuk bekerja lebih dari biasanya, terutama untuk memperbaiki keadaan.
“Inilah mental kepahlawanan. Ketika kita bekerja lebih dari pada seharusnya, berusaha memimpin perubahan dan mengatasi kesulitan yang menjadi problem bersama,” pungkasnya.
Khofifah juga mengajak seluruh masyarakat untuk semakin memperkuat persatuan dan kesatuan. Yakni dengan saling bahu membahu dan bergotong royong menyelesaikan beragam persoalan bangsa secara bersama-sama.
Advertisement