Hari Pahlawan 10 November, Sejarah beserta Logo dan Maknanya
Hari Pahlawan Nasional diperingati pada tanggal 10 November setiap tahun. Pemerintah kerap merilis tema dan logo yang berbeda setiap tahunnya. Tema dan logo yang diusung pun memiliki makna dan filosofi tersendiri.
Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tema besar Hari Pahlawan 2023 adalah "Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan".
Tema ini diusung agar para generasi sekarang dapat memaknai semangat para pahlawan dalam konteks hari ini dan masa depan.
Logo Hari Pahlawan dan Maknanya
Merujuk pada Pedoman Identitas Visual Hari Pahlawan 2023, berikut filosofi dari logo Hari Pahlawan Nasional 2023:
Matahari
Matahari melambangkan penerangan, mengingat bagaimana kehadirannya yang terang menerangi dunia dan memberikan harapan sama seperti pahlawan.
Saling Merangkul
Pahlawan adalah orang yang merangkul orang lain demi tercapainya tujuan bersama dan tidak hanya memikirkan diri sendiri.
Anyaman Bambu
Anyaman merupakan tradisi bangsa Indonesia yang banyak dijadikan sebagai usaha rakyat. Ini merupakan simbolisasi bagaimana ekonomi kerakyatan bisa membuat Indonesia tumbuh.
Elemen Grafis - Anyaman
Elemen grafis terinspirasi dari anyaman, representasi dari upaya dan kerja keras dalam menghubungkan dan menyatukan serat atau bahan-bahan yang berbeda menjadi satu kesatuan yang utuh.
Ini mencerminkan semangat perjuangan para pahlawan Indonesia dalam mempersatukan bangsa dan melawan penjajah. Anyaman menggambarkan betapa pentingnya usaha bersama untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan.
Sejarah Hari Pahlawan
Hari Pahlawan Nasional diperingati pada tanggal 10 November setiap tahun berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur dan ditandatangani oleh Presiden Soekarno.
Hari Pahlawan ini diperingati untuk mengenang jasa para pahlawan serta tragedi pada 10 November 1945 di Surabaya. Pada saat itu terjadi pertempuran besar di Surabaya antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris.
Meskipun Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya, namun bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya tetap terjadi. Bentrokan tersebut memuncak Brigadir Jenderal Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur) terbunuh pada 30 Oktober 1945.
Ultimatum 10 November 1945 memerintahkan Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA serta ancaman akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila orang orang Indonesia tidak mentaati perintah Inggris.
Warga Surabaya tidak mematuhi ultimatum tersebut. Terjadilah pertempuran Surabaya yang sangat besar pada 10 November 1945, selama kurang lebih tiga minggu. Di sini lah muncul pahlawan Bung Tomo yang membakar semangat arek-arek Suroboyo hingga berhasil mengusir para penjajah dari Kota Pahlawan.
Hotel Yamato Surabaya merupakan salah satu saksi penting Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November. Saat ini, Hotel Yamato telah berganti nama menjadi Hotel Majapahit. Hotel ini merupakan lokasi insiden perobekan bendera Belanda oleh arek-arek Suroboyo pada 19 September 1945.
Advertisement