Hari Lingkungan Hidup, Khofifah Ajak Kurangi Sampah Plastik
Momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 menjadi tekad masyarakat untuk bersama-sama menyelamatkan bumi dengan melakukan aksi nyata dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, salah satu upaya adalah melakukan aksi nyata mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang plastik untuk kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023, yakni Solusi untuk Polusi Plastik.
“Sampah plastik sudah menjadi isu global. Pada dasarnya kesadaran pengurangan penggunaan plastik ini sudah terasa di berbagai elemen masyarakat, tugas kita adalah bagaimana agar melanjutkannya menjadi aksi bersama secara masif,” ujar Khofifah, Senin 5 Juni 2023.
Ia mengatakan, sampah plastik merupakan salah satu penyebab masalah pencemaran lingkungan terbesar di dunia, terutama sampah plastik yang terbuang tanpa pengelolaan lebih lanjut.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (sipsn.menlhk.go.id), di tahun 2022 Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton sampah dan sekitar 18,5% diantaranya berupa sampah plastik.
“Untuk itu penanganan sampah plastik ini harus dilakukan dalam satu siklus penuh, mulai dari sumbernya sampai pada tahap akhirnya. Yakni mulai dari penggunaan produk dari bahan yang bisa didaur ulang dan digunakan kembali sampai dengan mencegah pembuangannya terutama ke laut,” jelas mantan Menteri Sosial (Mensos) RI itu.
Bahaya pembuangan sampah plastik ke laut ini bahkan sudah diproyeksikan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) bahwa pada Tahun 2040 akan ada 29 juta ton plastik masuk ke ekosistem perairan. Bahkan dalam pertemuan United Nations Environment Assembly (UNEA-5.2) pada 2 Maret 2022 di Nairobi, Kenya, sebanyak 175 perwakilan dari negara-negara di dunia menyatakan dukungannya terhadap kesepakatan internasional untuk mengakhiri polusi plastik.
Resolusi yang diadopsi tersebut disebut sebagai “Resolusi Polusi Plastik” dan secara spesifik membahas soal penanggulangan polusi plastik dalam satu siklus penuh, mulai dari sumbernya sampai ketika berakhir di laut.
Khofifah menyebut, resolusi plastik menjadi langkah besar dalam upaya dunia memerangi polusi plastik, mengingat semakin mengkhawatirkannya permasalahan plastik yang ikut berperan dalam tiga jenis krisis yaitu perubahan iklim, kehilangan biodiversitas, serta polusi.
"Resolusi ini sekaligus menunjukkan komitmen dunia yang bersungguh-sungguh dalam mengatasi permasalahan plastik,” kata gubernur perempuan pertama di Jatim itu.
Untuk itu, lanjut Khofifah, diperlukan berbagai upaya mengurangi sampah plastik yang bisa dilakukan melalui kegiatan sehari-hari. Seperti membawa kantong atau tas belanja sendiri, membawa tempat makan atau botol minuman sendiri ketika membeli makanan dan minuman, tidak menggunakan sedotan plastik, dan melakukan pemilahan sampah rumah tangga.
Aksi kolektif pengurangan sampah plastik ini menurutnya harus dimulai dari lingkungan terkecil yakni keluarga. Caranya dengan pemilahan sampah menjadi sampah organik, sampah plastik yang bisa diolah seperti botol-botol, dan sampah yang tidak bisa diolah. Serta penggunaan sampah plastik sekali pakai.
“Mari kita menjaga keseimbangan kehidupan, menjaga harmoni manusia dan Sang Pencipta, menjaga harmoni manusia dan alam. Dengan menjaga daya dukung lingkungan insya Allah harmoni antara manusia dan alam bisa kita wujudkan,” pungkas Khofifah.
Advertisement