Hari Kesiapsiagaan Bencana, Menko Muhadjir: Pejabat Pakai Nurani
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, para pejabat dan pimpinan daerah agar melakukan kajian yang matang dan menggunakan hati nurani dalam setiap kebijakan. Hal itu untuk mencegah pembangunan yang justru merusak ekosistem.
“Banyak sekali kerusakan di muka bumi ini akibat tangan manusia. Ironisnya justru sering berkedok pembangunan. Kerusakannya harus dibayar jangka panjang,“ kata Muhadjir dalam kegiatan puncak acara Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun 2023 di Pendopo Kecamatan Karang Binangun, Lamongan, Selasa 16 Mei 2023.
HKB ini diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan tema “Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana”. Turut hadir antara lain Anggota Komisi 8 DPR RI Ina Ammania, Sekda Jawa Timur Adhy Karyono, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, perwakilan dari kementerian dan lembaga terkait, Kepala BPBD di 34 Provinsi, perwakilan NGO/INGO, perwakilan sejumlah lembaga usaha, serta para bupati dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo yang hadir secara daring.
Muhadjir mengingatkan bahwa kesungguhan masyarakat dalam memitigasi setiap potensi bencana dengan merujuk pada Surat Al-Baqarah ayat 30. “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedang kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Pada dasarnya manusia ditugaskan oleh Allah SWT ke bumi untuk menjadi khalifah yang dapat merawat dan menjaga keutuhan muka bumi. “Kalau kita belajar di dalam Alquran Surat Al-Baqarah 30 itu, yang tidak kalah penting itu sebetulnya ulah tangan manusia yang membuat bencana itu terjadi. Bahkan sekarang ini menurut saya 70% bencana di dunia ini adalah oleh ulah tangan manusia,” ucap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Jokowi Jilid Satu ini.
“Manusia perlu belajar dari peringatan malaikat, karena banyak sekali kerusakan di muka bumi ini akibat tangan manusia, akibat ulah manusia, sering berkedok pembangunan, tetapi justru kerusakannya yang harus dibayar jangka panjang,” tutur Muhadjir.
Secara tegas, Muhadjir memberikan pesan kepada para pejabat dan pimpinan daerah yang memiliki wilayah dengan risiko tinggi bencana untuk berhati-hati ketika hendak mengambil keputusan dalam pembangunan.
Pembangunan yang dilakukan, katanya, jangan sampai merusak ekosistem alam di area tersebut. Para pejabat dan pimpinan daerah diminta perlu melakukan kajian yang matang dan menggunakan hati nurani dalam setiap kebijakan.
Tidak hanya berangkat dengan akal, tetapi juga nurani. Kalau sudah kembali kepada nurani itu, lanjut Muhadjir, artinya kita bicara tentang kemanusiaan. Kalau kita sudah bicara kemanusiaan, maka kita sudah tidak boleh melihat sekat-sekat agama, partai, etnis.
“Kemarin dia milih saya atau tidak. Kalau masih ada pejabat berpikiran begitu, maka itu bagian yang dikhawatirkan oleh malaikat di dalam Al-quran tadi. Pasti ujung-ujungnya akan buat kerusakan,” ucap Muhadjir.
Kurikulum kebencanaan
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) empat periode ini meminta agar siap-siaga bencana dilakukan secara spesifik berdasarkan wilayah dan potensi bencana yang akan terjadi. Sehingga edukasi yang diberikan dapat lebih tertanam di masyarakat.
Termasuk di antaranya adalah memasukkan kurikulum kebencanaan ke dalam sekolah-sekolah. Yang perlu langsung menjelaskan kondisi dan potensi bencana yang dapat terjadi di area sekitar tempat tinggal siswa.
“Kalau bicara tentang bantaran sungai Bengawan Solo, maka itu pasti soal banjir. Jadi penyadarannya, edukasinya, konsentrasinya tidak usah panjang-panjang menceritakan tentang gunung meletus dan lain-lain, tetapi banjir saja,” tegas Muhadjir.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa acara puncak kegiatan HKB ini dilakukan di dua provinsi secara serentak di tujuh kabupaten/kota yang berada di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan melibatkan 2.950 warga.
“Tahun ini kita laksanakan untuk wilayah area Sungai. Pada tahun 2022 kita laksanakan untuk masyarakat gunung. Harapannya ketika dicanangkan hari kesiapsiagaan untuk masyarakat sungai, khususnya untuk masyarakat di area Bengawan Solo dampak bencana banjir yang kemungkinan terjadi bisa diminimalisir, sebagaimana dulu di area gunung,” ucap Suharyanto.