Hari Kelima Serangan Israel ke Palestina, Dibahas DK PBB Minggu
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akan membahas kekerasan antara Israel dan milisi Palestina dalam pertemuan pada Minggu 16 Mei 2021.
Para diplomat mengatakan Amerika Serikat (AS), sekutu dekat Israel, pada awalnya menyarankan pertemuan publik secara virtual dapat diadakan pada Selasa 18 Mei 2021.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia berharap, dengan menunggu beberapa hari, mungkin ada peluang bagi diplomasi untuk membawa perubahan, juga untuk melihat kemungkinan apakah konflik akan menurun. Demikian dikutip Reuters, Jumat 14 Mei 2021.
Dia menambahkan jika Washington "terbuka dan mendukung diskusi terbuka di PBB".
Hari Kelima Situasi Makin Panas
Pertikaian antara Israel dan warga militan Palestina telah memasuki hari kelima pada Jumat 14 Mei 2021, tanpa ada tanda-tanda akan mereda.
Israel menembakkan artileri dan melakukan lebih banyak serangan udara terhadap kelompok militan Palestina di Jalur Gaza, sementara tembakan roket terus-menerus berjatuhan di dalam kawasan pusat perdagangan Israel.
DK PBB, yang beranggotakan 15 negara, telah bertemu dua kali secara pribadi minggu ini untuk membahas permusuhan terburuk di kawasan itu dalam beberapa tahun ini.
Tetapi, kata para diplomat mengatakan sejauh ini mereka belum sepakat dalam menyampaikan pernyataan publik.
Konsensus DK PBB, AS Terlibat Aktif
Pernyataan seperti itu harus disetujui melalui konsensus. Sementara AS tidak yakin bahwa pernyataan DK PBB akan membantu memperbaiki keadaan, kata mereka.
Israel melancarkan serangannya terhadap militan di Gaza setelah Hamas menembakkan roket ke Yerusalem dan Tel Aviv --sebagai pembalasan atas bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di dekat Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur selama bulan Ramadhan.
Khawatir jika permusuhan bisa lepas kendali, AS mengirim utusan ke wilayah tersebut.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield melalui cuitan di Twitter, mengatakan AS akan terus secara aktif terlibat dalam diplomasi di tingkat tertinggi untuk mencoba meredakan ketegangan.
Sementara itu, upaya gencatan senjata oleh Mesir, Qatar, dan PBB sejauh ini tidak menunjukkan kemajuan.