BPCB Perlebar Lokasi Eskavasi Temuan Cagar Budaya di Sekarpuro
Eskavasi struktur bata yang diduga cagar budaya memasuki hari ke dua. Meski hujan deras mengguyur lokasi eskavasi di desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, tim arkeolog tetap melanjutkan proses eskavasi.
Tim arkeolog yang berjumlah yang saat ini berjumlah 11 orang belum bisa memastikan hasil temuan.
Kepala Balai Penyelamatan Cagar Budaya (BPCPB) Jawa Timur, Andi Muhammad Said menjelaskan dugaan awal tumpukan batu bata tersebut diduga sebuah candi. Namun setelah ditelusuri ternyata bukan. "Ternyata yang kami duga itu bukan batu candi," katanya.
Sebelumnya, banyak pihak yang mengira temuan ini adalah berupa candi. Perkiraan pihak BPCB sendiri struktur bangunan ini berupa dinding kota atau City Wall yang ada di zaman kerajaan Majapahit.
Dari berbagai referensi yang ditemukan oleh tim arkeolog, pada zaman dulu lokasi ini merupakan pemukiman. Ditemukan pada dokumen zaman Belanda tempat ini bernama Ngadipuro.
Saat ini nama tersebut sudah tidak ada, tapi berganti menjadi beberapa desa yang menggunakan nama "puro" di belakangnya. Salah satunya desa Sekarpuro, lokasi ditemukannya struktur bangunan cagar budaya.
Andi menjelaskan bahwa Ngadipuro berasal dari bahasa Sansekerta. "Puro" berarti kota dan "Ngadi" berarti "yang besar".
"Ada kemungkinan lokasi ini dulunya merupakan kota yang besar yang ada pada zaman Majapahit. Data tersebut tertulis ada pada dokumen Belanda. Tapi data tidak menyebutkan ada apa di Ngadipuro," katanya.
Masih ada banyak kemungkinan terkait hasil temuan. Selain city wall yang dimaksud, kemungkinan lain juga bisa berupa gapura atau juga bisa candi. Namun, menurut Andi dugaan itu juga masih prematur karena data yang belum mendukung.
Lokasi eskavasi pun semakin diperlebar. Hingga Rabu, 13 Maret 2019 sore eskavasi melebar sejauh 10 meter. Setelah dilakukan penggalian dibantu dengan alat berat, banyak reruntuhan bata.
Penggalian menggunakan alat berat hanya sampai kedalaman 40 cm. Selanjutnya, tim arkeolog akan melakukan penggalian secara manual.
Rencana eskavasi temuan cagar budaya yang semula lima hari, masih ada kemungkinan ditambah. Terlebih jika cuaca tidak mendukung. "Kalau gak cukup kita tambahin, kita harus tuntaskan," ujar Andi.
Saat ini Jasa Marga menghentikan sementara proyek tol di titik km37+700 hingga jangka waktu yang belum bisa ditentukan. (fjr)