Hari Ini Puncak Ibadah Haji, Sejak Pagi Jamaah Menuju Arafah
Hari ini, bertepatan dengan tanggal 9 Dulhijjah, berlangsung puncak ibadah haji yaitu Wuquf. Wuquf, yang artinya berdiam diri sambil berdoa, berada di Padang Arafah. Di tengah pelaksanaan protokol kesehatan yang yang ketat, sejak Senin pagi waktu setempat, atau siang hari WIB, jamaah haji mulai berbondong-bondong meninggalkan tempat berkumpul di Mina menuju Padang Arafah.
Siang ini, di masjid Namirah yang berada di Padang Arafah, para jamaah akan melakukan shalat Dhuhur dan Ashar yang digabungkan, kemudian mendengarkan khotbah haji, mengikuti jejak Nabi Muhammad yang menyampaikan khotbah terakhirnya pada tanggal 9 Dulhijah 10 tahun setelah hijrah dari Makkah ke Madinah.
Hari Minggu kemarin, para jamaah yang sudah berada di Mina melakukan Tarwiyah. Dalam sejarahnya, saat Tarwiyah, para jamaah haji diinstruksikan untuk minum banyak air dan mengisi kantung-kantung air mereka sebagai persiapan untuk bergerak ke Arafah, karena di Padang Arafah tidak ada sumber air.
Mina letaknya persis di tengah-tengah, antara Arafah dengan Masjidil Haram di Kota Mekah, tempat sumber air Zamzam tersedia. Para jamaah haji hingga kini tetap mengikuti yang dilakukan Nabi Muhammad saat melakukan ibadah Haji pada tahun 632 M, beberapa bulan sebelum beliau wafat pada usia 63 tahun. Nabi Muhammad SAW wafat tanggal 8 Juni 632, di Kota Madinah.
Khutbah haji tahun lalu berfokus pada solidaritas sosial dan tindakan pencegahan kesehatan untuk melindungi kehidupan dari penyakit virus corona (COVID-19). Tahun ini khotbah juga akan menyinggung topik yang sama.
Setelah matahari terbenam, jemaah haji akan bermalam di Muzdalifah. Setibanya di tempat suci, mereka akan melakukan sholat Maghrib digabungkan dengan sholat Isya.
Sebelumnya di Mina, tidak ada ritual besar selama Tarwiyah — hari pendinginan — sehingga para peziarah menghabiskan waktu mereka untuk berdoa dan berefleksi hingga matahari terbit pada hari Senin.
Mina, 7 km timur laut Masjidil Haram di Makkah, adalah situs kota tenda terbesar di dunia, menampung sekitar 2,5 juta peziarah. Namun, Arab Saudi sedang berupaya meningkatkan jumlah peziarah yang dapat ditampung Mina, Muzdalifah dan Arafat, di bawah rencana reformasi Visi 2030 negara itu.
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah menetapkan jumlah jamaah haji tahun ini hanya 60 ribu, berasal dari warga lokal dan warga asing yang bekerja di Arab Saudi. Tidak ada jamaah yang datang dari luar, termasuk dari Indonesia. Sebelumnya, pada masa normal, jumlah jamaah total bisa mencapai 3 juta jamaah, sekitar 225 ribu diantaranya dari Indonesia.
Sheikh Abdul Aziz bin Abdullah Al-Sheikh, mufti besar Arab Saudi kemarin minta agar semua jamaah haji tahun ini mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
Dia menambahkan bahwa pemerintah dan entitas swasta melakukan semua yang mereka bisa lakukan selama haji tahun ini untuk membantu jamaah menjalankan tugas agama mereka dengan cara terbaik dan paling nyaman.
“Upaya tersebut juga untuk memastikan keselamatan jemaah haji saat melakukan ritual haji sesuai dengan tindakan pencegahan yang disetujui oleh otoritas terkait, yang ditujukan untuk keselamatan jemaah dan penyelenggara,” kata mufti kepada Saudi News Agency.
Untuk tahun kedua berturut-turut, pelaksanaan ibadah haji dibatasi untuk jamaah dari dalam Arab Saudi. Keputusan itu diambil akibat pandemi yang sudah terjadi sejak tahun lalu.
Hingga saat ini Arab Saudi masih belum bebas dari Covid-19. Menurut Kementerian Kesehatan seperti dikutip Arab News, di Arab Saudi saat ini terdapat antara 1.000 dan 1.200 kasus Covid-19, setiap hari. Masih cukup tinggi untuk negara berpenduduk sekitar 22 juta jiwa. (nis)
Advertisement