Hari Ini Digelar Haul Bung Karno, Dihadiri Megawati, Kiai NU, Gus Ipul dan Puti
Haul Bung Karno ke 48 digelar sore hari ini, Rabu 20 Juni, di Kota Blitar. Kegiatan rutin tahunan ini untuk mengenang wafatnya Presiden pertama Republik Indonesia tersebut, 21 Juni 1970.
“Salah satu dari 3 momen “Juni Bulan Bung Karno” adalah haul mengenang wafatnya beliau, setiap 20 Juni. Dua peristiwa lain, memperingati Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni dan kelahiran Bung Karno pada 6 Juni,” kata Ahmad Basarah, Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP), di Kota Blitar, Rabu, 20 Juni 2018.
Ia mengatakan, Haul Bung Karno akan dimulai pukul 15.00 sampai selesai sebelum isya. Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dijadwalkan hadir. Presiden ke-5 tersebut mewakili keluarga Bung Karno.
Selain itu juga dihadiri Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar serta Mahfud MD dari BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila).
Puluhan kiai sepuh NU dan pejabat-pejabat negara lain juga dijadwalkan hadir di acara itu, yang digelar di area Makam Bung Karno, kawasan Bendogerit.
Selain itu Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Calon Wakil Gubernur Puti Guntur Soekarno juga akan hadir di sana.
“Momen Haul Bung Karno tahun ini sangat membahagiakan. Karena dihadiri keluarga Bung Karno dan tokoh-tokoh bangsa lain. Momen ini juga menegaskan hubungan kultural dan kebersamaan para ulama NU dan kaum nasionalis yang sangat erat,” kata Basarah.
Wakil Ketua MPR RI itu menjelaskan, Haul Bung Karno akan didahului pembacaan Surat Yassin dan Tahlil untuk mendoakan arwah Bung Karno. Setelah itu dilanjutkan tausyiah agama yang akan disampaikan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj.
“Ibu Megawati akan menyampaikan sambutan, mewakili keluarga besar Bung Karno,” ujar Basarah
Ia mengatakan, tradisi Haul Bung Karno telah dimulai sejak lama, semasa Orde Baru berkuasa. Acara itu selalu dihadiri oleh masyarakat luas, baik kalangan nasionalis, nahdliyin dan masyarakat umum lain.
“Makam Bung Karno, sampai hari ini, juga selalu ramai dikunjungi masyarakat luas seperti Makam Kiai Hasyim Asyari, Kiai Wahid Hasyim dan Gus Dur di Tebu Ireng, Jombang. Mayoritas peziarah dari warga nahdliyin dan kaum nasionalis,” kata dia.
Tradisi ziarah kubur, kata Basarah, adalah bagian dari praktik Islam Nusantara yang sudah sejak jaman dulu. “Dan, tradisi ini menjadi bagian dari kepribadian Bangsa Indonesia,” dia. (frd/wah)