Hari Habitat Dunia, Momentum Prioritaskan Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan menjadi isu dunia dengan diangkatnya Frontier Technologies as an Innovative Tool to Transform Waste to Wealth sebagai tema Hari Habitat Dunia (HHD) 2019. HHD ditetapkan oleh PBB diperingati setiap tahun pada setiap Senin pertama bulan Oktober. Selain itu pada setiap 31 Oktober diperingati sebagai Hari Kota Dunia (HKD) dimana tahun ini mengangkat tema Changing the World: Innovations and Better Life for Future Generations.
"Ada dua kata kunci pada tema Hari Habitat Dunia 2019, yaitu Sampah dan Inovasi. Permasalahan pengelolaan sampah terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Untuk itu dalam lima tahun ke depan, saya akan memprioritaskan penanganan sampah dalam program kerja Kementerian PUPR," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam acara puncak peringatan HHD dan HKD di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Kamis 31 Oktober 2019.
Dikatakan Menteri Basuki, pengelolaan sampah harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh melibatkan semua sektor baik oleh pemerintah pusat dan daerah, swasta maupun masyarakat. "Penanganan sampah tidak bisa diselesaikan jika hanya menjadi pekerjaan sambilan saja. Harus fokus seperti halnya perintah Presiden dalam bekerja, agar bisa memberikan dampak ke masyarakat," pesan Menteri Basuki.
Untuk itu, ia menyatakan akan menjadikan tema HHD tahun 2019 menjadi momentum peningkatan prioritas pengelolaan sampah di Indonesia. "Isu penanganan sampah harus digaungkan terus, jadi saya tidak ingin melupakan tema tahun ini untuk mengelola sampah lebih baik bersama seluruh pemangku kepentingan seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Apeksi (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia)," ujar Menteri Basuki.
Pengelolaan sampah menurut Menteri Basuki, juga tidak lagi dapat dilakukan dengan cara lama yang tradisional yakni dengan mengangkut sampah untuk dibuang seluruhnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah terbuka (open dumping). Menurutnya masyarakat harus sudah dapat memilah jenis sampah mulai dari rumah masing-masing, dengan pendekatan 3R (reuse, recycling dan reduce) sehingga diharapkan dapat mengurangi sampah yang masuk ke TPA.
"Di sinilah pentingnya inovasi teknologi dalam pengelolaan sampah. Untuk pengembangan inovasi teknologi, Kementerian PUPR akan berkolaborasi antara lain dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional yang akan segera dibentuk," kata Menteri Basuki.
Terkait pengelolaan sampah, Kementerian PUPR telah melakukan sejumlah langkah inovasi di antaranya dengan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS-3R), Tempat Pengolahan Sampah Sementara (TPSS), pemanfaatan limbah plastik untuk campuran aspal, pembangunan sistem pengelolaan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) dengan mengubah sampah menjadi sumber energi yang berfungsi menjadi briket sebagai subtitusi bahan bakar, dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Dalam acara tersebut Menteri Basuki didampingi Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Ketua Apeksi Airin Rachmi Diany, Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Hadi Sucahyono, dan Staf Ahli Menteri PUPR (SAMPU) Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Sudirman, SAMPU Bidang Ekonomi dan Investasi Mohammad Zainal Fatah, SAMPU Bidang Keterpaduan Pembangunan Achmad Gani Ghazaly Akman meninjau sejumlah booth pameran inovasi pengelolaan sampah.
Selain inovasi teknologi dalam pengelolaan sampah, dikatakan Menteri Basuki bahwa perubahan budaya dan perilaku masyarakat dalam menangani sampah juga merupakan inovasi. Untuk itu pada April 2019 lalu, pemerintah telah meluncurkan Gerakan Indonesia Bersih yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai bentuk seruan kepada masyarakat untuk lebih peduli mengurangi sampah plastik, tidak membuang sampah ke sungai, dan mengelola sampah harian dengan baik. "Generasi kedepan harus menjadi generasi yang lebih peduli dalam pengelolaan sampah," tegasnya.
Ditambahkan Menteri Basuki, salah satu upaya nyata program Pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah yang masif adalah program Citarum Harum dengan memperbaiki kondisi Sungai Citarum yang menjadi sumber air bagi 27,5 juta penduduk Jawa Barat dan DKI Jakarta. Penataan dilakukan secara terpadu mulai dari perbaikan badan sungai, penyediaan permukiman baru bagi warga yang direlokasi, penyediaan fasilitas pengolahan air limbah dan sampah permukaan serta penegakan hukum.