Hari Down Syndrome, Pakar di Surabaya Beri Tips Pendidikan Anak
Anak-anak dengan down syndrome memiliki tingkat perkembangan yang lebih lamban, baik secara fisik maupun tidak. Salah satu yang tidak tampak mata terkait kecerdasan dan pengelolaan emosi pada anak-anak down syndrome. Pakar di Surabaya memberikan tips agar lingkungan berdampak positif pada tumbuh kembang anak dengan down syndrome.
Psikolog Klinis dari Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo, Kusandrini mengatakan, anak-anak down syndrome selama ini seakan-akan nyaris dijauhi oleh banyak orang. Salah satunya juga sekolah umum yang kerap menolak menerima siswa dari kalangan down syndrome.
Padahal, sekolah menjadi salah satu tempat untuk membantu perkembangan anak-anak down syndrome. "Sejak usia dini kita harus aware banget kepada anak down syndrome. Mereka sama seperti anak lain yang punya keinginan luar biasa," ungkap Kusandrini dalam Zoom meeting dalam rangka peringatan Hari Down Syndrome Dunia 2022, Minggu 20 Maret 2022.
Pendampingan pada anak-anak down syndrome sangat penting. Mengingat perkembangan yang lambat dialami oleh penderita down syndrom. Misalnya aspek kognitif anak-anak down syndrome memiliki keterbatasan keterampilan akademis.
"Anak down syndrome punya keterbatasan misal dalam penggunaan bahasa, sehingga mengolah kata dalam berkomunikasi terbatas, kesulitan menulis, membaca, berhitung dan penalaran," paparnya.
Selain itu, kemampuan persepsi memori daya ingat terbatas. Kemudian, keterbatasan yang signifikan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Karena itu, pendampingan menjadi kunci utama. Terutama peran orang tua dan sekolah dalam memberikan pendidikan yang sama agar dapat menunjang perkembangan anak dengan lebih cepat.
Ironisnya, Kusandrini mengatakan, kendala yang ada saat ini sekolah reguler banyak menolak menerima anak down syndrome. "Padahal wajib diterima karena mereka punya kebutuhan seperti pada umumnya, ingin berprestasi juga," jelasnya.
Sementara itu, dokter Melati Wahyurini dari Departemen Psikiatri RSUD Dr Soetomo mengatakan, anak-anak down syndrome membutuhkan perhatian khusus tidak hanya dari orang tua namun juga dari lingkungan sekitarnya.
Sebab, apabila tidak ada yang aware maka akan mengganggu mental atau emosi dari penderita down syndrome. "Mereka punya kebutuhan percaya diri, dia butuh penghargaan dari orang lain. Jika itu tidak tercapai, warga tidak aware, akan berdampak yang menyebabkan gangguan emosi. Sehingga perlu dukungan untuk meningkatkan kemandirian emosional mereka," jelasnya.
Maka dari itu, kata Melati, anak down syndrome perlu belajar nilai-nilai perilaku yang diterima dari masyarakat sejak dini. "Peran penting orang tua, guru, lingkungan. Biar anak bisa mandiri maka kita harus melakukan pengenalan emosi kepada anak. Jadi dia tau saat stress, saat marah, senang maupun cemas," kata dia.
Advertisement