Hari Dokter Nasional, Berharap Dukungan Riset dari Pemerintah
Hari ini, 24 Oktober 2020, ditetapkan sebagai Hari Dokter Nasional. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mulai menggunakannya pada tahun 1950, untuk menghargai jasa-jasa para dokter kepada masyarakat dan kehidupan individual mereka. Kali ini, dokter mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol Kesehatan, serta meminta dukungan pemerintah dalam bentuk riset dan pengembangan.
"Covid-19 itu nyata jangan dianggap sepele, masyarakat tetap harus patuhi protokol 3M dan stay at home," kata Dokter Siti Rosidah bersama dua koleganya Fransisca Y. dan Reci Maulita. Mereka adalah dokter yang tergabung dalam tim Covid-19 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Tanjung Priok.
Selain itu, para dokter juga mengingatkan masyarakat mencari informasi dari sumber yang valid dan bersikap kritis sehingga tak mudah percaya isu salah atau hoaks yang beredar, terkait Covid-19.
Dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan, Erlina Burhan pernah mengatakan, banyak informasi salah tentang Covid-19 di media sosial, di antaranya kabar tentang penularan Covid-19 di rumah sakit. Akhirnya, banyak warga yang takut ke rumah sakit, dan pada kelompok rentan berpotensi memperparah gejala sakit.
Selain itu dokter spesialis kulit sekaligus direktur medis di Klinik Dermalogia, Arini Astasari Widodo, mengingatkan agar warga menjaga kesehatan kulit sebagai salah satu upaya menjauhkan diri terhadap infeksi, alergen, iritan hingga penyakit Covid-19. "Covid-19 kalau menempel di tangan, kita tidak akan terjangkit, tinggal cuci tangan kemudian virus dapat inaktif. Kenapa? karena barrier kulit sangat efektif," kata Arini.
Dokter juga menyerukan dukungan dari pemerintah terutama dalam edukasi untuk memastikan masyarakat paham, peningkatan kegiatan tracing, testing dan treatment (3T), hingga dana riset untuk pengembangan terapi Covid-19 agar angka mortalitasnya bisa turun.
"Seharusnya ada aplikasi dana untuk peningkatan research dan development khususnya dalam pengembangan terapi Covid-19 di Indonesia supaya bisa menurunkan mortalitas atau kematian karena Covid-19," harap Siti Rosidah. (Ant)