Hari Cuci Tangan Sedunia, Sederhana Tapi Selamatkan Banyak Jiwa
Meskipun terkesan sederhana, cuci tangan pakai sabun (CTPS) sudah menyelamatkan banyak nyawa. Dimulai dari mencegah penularan Covid-19 lebih luas hingga menekan potensi wabah raya yang berpusat dan berawal dari Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro bertepatan dengan Hari Cuci Tangan Sedunia, melalui YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu, 16 Oktober 2021.
“Praktik cuci tangan yang meningkat drastis sejak pandemi dimulai Maret 2020 yang lalu, meskipun tidak 100 persen memutus penularan virus Sars Cov-2 penyebab Covid, tapi mampu membatasi penularan pada batas tertentu,” ujar Reisa.
Merujuk laporan hasil survei perilaku masyarakat pada masa pandemi Covid-19 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada periode 13-20 Juli 2021, memperlihatkan bahwa hampir 75 persen anggota masyarakat sudah sering mencuci tangan.
“Artinya 8 dari 10 orang Indonesia, membersihkan tangannya sekitar 8 sampai dengan 10 kali sehari,” kata Reisa.
Selain berkontribusi untuk mencegah penularan Covid-19, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir minimal 20 detik juga menurunkan angka kematian karena diare, terutama pada balita.
“Namun sayangnya, diare masih salah satu pembunuh anak-anak Indonesia berusia 12 sampai dengan 59 bulan,” kata Reisa.
Reisa menambahkan, menurut Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Vensya Sitohang, CTPS dapat menurunkan dua penyakit penyebab utama kematian anak balita di Indonesia yaitu diare hingga 30 persen dan penyakit saluran pernafasan pada anak hingga 20 persen.
“Mari tingkatkan praktik cuci tangan kita sampai dengan 100 persen, karena ini adalah cara termudah, termurah, dan tercepat membunuh virus dan kuman lainnya di tangan kita,” ajak Reisa.
Ia berharap agar Hari Cuci Tangan Sedunia dapat menjadi momentum untuk meningkatkan keberhasilan pengendalian Covid-19.
Advertisement