Hari Bumi, Aktivis Lingkungan Bawa Kloset di Depan Grahadi
Sejumlah aktivis lingkungan Ekologi dan Konservasi Lahan Basah, Ecoton menggelar demonstrasi dalam peringatan Hari Bumi Sedunia, di depan Gedung Negara Grahadi, pada Senin, 17 April 2023.
Saat menggelar demo, puluhan aktivis lingkungan tampak mengenakan kaos serba hitam, penutup kepala berupa daun-daunan, serta mengecat muka dengan warna putih.
Selain itu, mereka juga membawa membawa kloset tiga buah kloset duduk yang diberi sejumlah tulisan. Beberapa banner dengan ungkapan aspirasi juga turut dibawa saat berunjuk rasa.
"Met Idul Fitri stop cemari bumi diet plastik sekali pakai mulai hari ini. Sungai Brantas tercemar limbah tinja dan mikroplastik. Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi," tulisan di banner Ecoton.
Koordinator aksi, Iqbal Ivan Ammar Fauzi mengatakan, aksi tersebut untuk menyampaikan aspirasinya terkait penemuan 70 persen air minum di Jawa Timur (Jatim) yang tercemar bakteri.
"Jatim seakan akrab dengan masalah lingkungan, seperi timbunan limbah B3 (Baham Berbahaya Beracun), mikroplasik di sungai, udara dalam kondisi buruk," kata Iqbal.
Menurut Iqbal, sumber air minum bagi warga Jatim saat ini mengalami kerusakan dan penurunan kualitas. Terutama, Sungai Brantas yang tercemar limbah B3 yang dibuang tanpa diolah terlebih dahulu.
Padahal dalam Permen PUPR Nomor 4 Tahun 2015 tentang Kriteria dan Penetapan wilayah sungai, Sungai Brantas menjadi menjamin kesediaan air minum bagi 80% masyarakat Jatim, 40 % kebutuhan air industri dan 40% kebutuhan irigasi perkebunan dan budidaya ikan air tawar.
Dengan demikian, Ecoton meminta agar Pemprov Jatim lebih mengalokasikan anggaran APBD untuk program pemulihan lingkungan dan tata kelola sampah, yang utamanya sungai.
"Semua dana hibah yang tidak jelas arah dan tujuannya, serta rawan terjadi tindak pidana korupsi, diganti dan dialokasikan untuk program pemulihan lingkungan, khusunya sungai dan hutan kritis," jelasnya.
Selain itu, Ecoton juga meminta Pemprov Jatim melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pemulihan lingkungan. Seperti membuat kampung nol sampah dan regulasi pembatasan plastik sekali pakai.
"Meminta kepada aparat untuk tidak melakukan kriminalisasi dan intervensi terhadap aktivis dan jurnalis lingkungan yang sedang melakukan tugasnya dalam mengungkap kejahatan lingkungan," tutupnya.
Advertisement