Hari Bersih-bersih se-Dunia di Jember Sasar Wisata Pantai Pancer
Ratusan ASN Pemkab Jember, komunitas, dan pelajar melakukan aksi bersih-bersih di tempat wisata Pantai Pancer, Kecamatan Puger, Jumat, 4 Oktober 2024. Aksi bersih-bersih sampai tersebut dilakukan untuk mengedukasi masyarakat dalam momentum hari bersih-bersih se-dunia (world clean up day).
Asisten Administrasi Umum, Harry Agustriono mewakili Penjabat Sementara (PJS) Bupati Jember mengatakan, sampah di tempat wisata Pantai Pancer di Kecamatan Puger cukup banyak. Sampah-sampah tersebut berasal dari daratan yang dengan sengaja dibuang oleh masyarakat ke sungai.
Sampah yang dibuang ke sungai akan terbawa ke laut. Sedangkan laut akan mengirimkannya kembali ke daratan. Sehingga sampah yang berasal dari daratan bertumpuk di bibir pantai, salah satunya di Pantai Pancer.
Karena itu, Pemkab Jember dalam melaksanakan hari bersih-bersih se-dunia yang diinisiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur melaksanakan bersih-bersih di Pantai Pancer.
Dalam kegiatan bersih-bersih di Pantai Pancer, Pemkab Jember melibatkan seluruh elemen pemerintah, komunitas, masyarakat, dan para siswa yang ada di lingkungan Desa Puger Wetan, Kecamatan Puger.
Sampah-sampah yang berhasil dipungut, dikumpulkan ke tempat khusus. Selanjutnya sampah tersebut akan dibakar. Sedangkan arang sisa pembakaran tersebut disebar di sepanjang pantai untuk menjaga pantai dari abrasi. Tak hanya itu, Pemkab Jember juga rutin melakukan penanaman bibit di bibir pantai untuk kepentingan pengembangan wisata pantai.
Harry juga menjelaskan, selain agar menjaga lingkungan Pantai Pancer, kegiatan bersih-bersih dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Melalui gerakan bersih-bersih bersama, diharapkan masyarakat dapat teredukasi, minimal tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke sungai.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mengedukasi masyarakat. Bahwa sampah harus dikelola dengan baik, jangan dibuang sembarangan, apalagi ke sungai. Sampah organik juga bisa diolah menjadi kompos atau pupuk,” terang dia.
Selain mengotori sungai dan laut, sampah yang dibuang ke sungai juga dapat merusak kualitas air. Bahkan, saat hujan terjadi, sampah juga akan menyebabkan banjir.
Sampah yang dikirim ke Pantai Pancer dari hulu juga dapat merusak ekosistem laut, bahkan bisa merusak baling-baling perahu nelayan. Selain itu, sampah juga akan menimbulkan bau tidak sedap sehingga masyarakat menjadi enggan berkunjung ke pantai pancer.
Harapannya, kegiatan bersih-bersih tidak hanya dilakukan pada saat momentum tertentu, seperti hari bersih-bersih. Namun, upaya menjaga kualitas lingkungan harus dilaksanakan secara berkelanjutan.
“Kegiatan bersih-bersih untuk menjaga lingkungan harus dilaksanakan secara rutin. Harapannya selain menjaga lingkungan, masyarakat juga bisa memanfaatkan sampah organik sebagai pupuk,” pungkas Harry.
Advertisement