Hari Batik Nasional, Pelajar SD Belajar Membatik Masker
Para pelajar saat ini tengah menjalani proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena pandemi corona. Namun, ada aktivitas berbeda bagi para siswa Sekolah Dasar (SD) yang tinggal di Perumahan Griya Intan Sari Kelurahan Dermo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Mereka mengikuti kegiatan belajar membatik masker tepat di Hari Batik Nasional, Jumat 2 Oktober 2020.
Dalam kegiatan yang digelar di Butik Numansa Batik, para pelajar mendapat bimbingan sekaligus pengarahan dari para pengrajin batik. Mereka diajarkan dari cara mendesain, membuat pola gambar, mencanting hingga tahap akhir yakni plorotan.
Pandemi Covid-19 yang mewajibkan setiap orang pakai masker, akhirnya menjadi ide bagi pengerajin batik, Fitri untuk mengajarkan para siswa SD ini. Masker yang di batik berbahan kain kaos.
"Masker saat ini menjadi kebutuhan utama kita di massa pandemi. Kita mengajarkan cara membatik di masker," terang perempuan berusia 36 tahun ini.
Membatik di masker cukup mudah prosesnya karena tidak memakan waktu lama. Berbeda ketika membatik untuk baju yang prosesnya bisa selesai 2 minggu bahkan sampai 1 bulan lamanya.
"Pelatihan yang saya berikan ini semoga bisa merangsang kreativitas yang anak-anak. Kita ketahui sekarang ini agak luntur anak-anak sekarang mengenal budaya dan seni. Jika tidak karena kemauan sendiri dari mereka, sulit untuk menarik perhatian anak-anak. Maka dari itu perlu kita beri motivasi untuk menggali bakat yang mereka miliki," ujar Fitri.
Selain itu, lanjut Fitri, kegiatan membatik ini bisa menjadi aktivitas positif di rumah untuk mengusir kebosanan.
"Momennya pas, anak-anak masih belum diizinkan masuk sekolah untuk mengikuti proses belajar tatap muka secara langsung. Hari ini juga momentumnya Hari Batik Nasional," terang dia.
Motif yang diajarkan kepada anak-anak saat membatik masker berupa gambar animasi, binatang, dan tanaman. Namun, mereka juga diberi kebebasan berekspresi menggambar motif lain. Anak-anak yang mengikuti pelatihan membatik ini paling belia usia 10 tahun.
"Sebenarnya kalau membatik ini semua kategori usia bisa melakukanya. Kita beri mereka kegiatan, agar tidak terlalu tegantung pada gadget," jelas Fitri.
Kegiatan belajar membatik ini sudah dimulai dari Kamis kemarin. Mereka mendapat pembekalan bagaimana cara mendesain, membuat pola gambar, dan hari ini pembelajaran masuk ke tahap cara mencanting.
Sementara itu, Nunung Wiwin Ariyanti selaku pemilik dari Numansa Batik mengungkapkan, alasan dirinya sengaja melibatkan anak-anak untuk belajar membatik. “Tujuannya memperkenalkan warisan budaya leluhur bangsa Indonesia yang sudah dikenal sejak turun temurun,” tuturnya.
Menurut Nunung Wiwin Ariyanti, alam memberikan pembelajaran kepada para siswa dibutuhkan ketelatenan serta dorongan motivasi agar para pelajar ini lebih bersemangat. Sedangkan masker berbahan kain kaos yang dipakai belajar para siswa tersebut merupakan bantuan