Hari Batik Nasional, Ini Sejarah dan Filosofi Motif Uniknya
Pengetahuan terhadap teknik batik tersebut yang akhirnya dinobatkan sebagai warisan dunia. Sehingga, batik saat ini menjadi bagian dari peradaban dunia yang dititipkan melalui Indonesia. Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman budaya patut bangga memiliki batik sebagai salah satu budaya Indonesia yang kini telah dikenal hingga manca negara.
Sejarah Batik
Sejarah batik di Indonesia sangat berkaitan erat dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa. Menurut beberapa catatan pengembangan batik banyak dilakukan pada zaman Kesultanan Mataram, hingga berlanjut pada zaman Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Pada mulanya pembuatan batik sangat terbatas mengingat tekniknya yang masih tradisional dan prosesnya yang lama, namun dalam perkembangannya kini pembuatan batik bisa sangat muda karena sudah menggunakan mesin print.
Begitupun dengan motif-motif batik pun mengalami banyak perkembangan. Namun meski demikian ada beberapa motif batik yang sangat terkenal baik karena keindahan motifnya maupun karena filosofi motifnya.
Berikut perkembangan batik di nusantara berdasarkan rentang waktu penyebarannya:
1. Agama Hindu dan Budha Motif batik dipengaruhi oleh ragam hias populer seperti lereng, ceplok, sidomukti, dan kawung. Motif ini terlihat di arca-arca candi agama Hindu seperti candi Prambanan, candi Singosari dan candi Banon.
2. Batik Keraton Kain batik tidak hanya digunakan sebagai pakaian. Kain batik memiliki susunan hiasan dan pewarnaan beragam. Paduan motif batik berdasarkan pandangan hidup dan lingkungan, misalnya lingkungan keraton.
3. Pola Larangan Dahulu, batik mulai keluar dari lingkungan keraton. Namun, beragam hias dan pola batik keraton tidak boleh dipakai orang biasa. Pola-pola larang tersebut adalah lereng, parang, kawung (Yogyakarta) dan semen ageng.
4. Pertengahan Abad ke-19 Batik mengalami perkembangan karena teknologi. Muncul teknik baru dalam membatik yaitu teknik cap. Teknik ini membantu mempercepat proses pembuatan batik, sehingga harga batik tidak terlalu mahal.
5. Zaman Kolonial Masa penjajahan Belanda, rakyat Indonesia diharuskan memakai pakaian tradisional. Di Jawa, masyarakat memakai jarit atau kain batik untuk pakaian. Selain itu, pemakaian batik juga bergeser karena pengaruh pakaian gaya barat. Batik mulai bergeser diganti celana panjang bergaya barat.
Jenis Batik Beberapa derah seperti Surakarta, Yogyakarta dan Cirebon memiliki motif berbeda. Hingga kini, batik terus dikembangkan dari segi corak dan warna.
Etimologi Batik
Secara etimologi, istilah 'Batik' berasal dari Bahasa Jawa "ambathik" atau yang dihasilkan dari lakuan kata "amba" berarti lebar atau luas yang merujuk pada kain yang dipakainya, dan (nithik) yang berarti "membuat titik" dan kemudian berkembang. Bathikan juga dapat bermakna sebagai "menggambar" atau "menulis".
Istilah bathik kemudian diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi "batik" dengan menggantikan bunyi huruf "-th" sebagai "-t" dikarenakan orang non-Jawa tidak bisa melafalkannya dengan mudah.
Sedangkan, dalam Bahasa Indonesia, "Batik" didefinisikan sebagai kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan menuliskan atau menerakan lilin atau dalam bahasa Jawa 'malam' pada kain tersebut, yang diolah melalui proses tertentu, jadi disimpulkan bahwa "batik" merujuk kepada sebuah proses maupun hasilnya.
Teknik pada Batik
Batik memiliki dua macam jenis pembuatan, yakni dengan cara di cap atau disebut pula dengan batik cap, dan batik tulis. Sedangkan menurut tekniknya, batik memiliki tiga macam teknik, seperti:
- Batik tulis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan. Berikut proses dari teknik pembuatan batik tulis:
a. Nyungging (Membuat pola motif batik di atas kertas)
b. Njaplak (Memindahkan pola dari kertas ke kain)
c. Nglowong (Melekatkan malam di kain dengan canting sesuai garis pola)
d. Ngiseni (Memberi motif isian atau isen-isen pada motif yang sudah dilekatkan dengan malam)
e. Nyolet (Mewarnai motif bunga atau burung dengan kuas)
f. Mopok (Menutup bagian yang dicolet dengan malam) yang dibarengi dengan tahap Nembok (Menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarna)
g. Ngelir (Melakukan proses pewarnaan kain secara menyeluruh)
h. Nglorod (Merupakan proses pembilasan yang dilakukan dua tahap yaitu di pertengahan dan akhir dengan cara merendam kain di air mendidih)
i. Ngrentesi (Memberikan titik menggunakan canting berjarum tipis)
j. Nyumri (Menutup bagian tertentu dengan malam)
k. Nyoja (Mencelupkan kain dengan warna coklat atau sogan).
- Batik cap adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
- Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
Jenis Motif Batik
1. Motif baku, terdapat dalam batik rama. Ada 9 bentuk motif baku seperti meru, modang, baita, dampar, lar, burung, pusaka, binatang dan pohon hayat. Motif baku memiliki makna perlambangan.
2. Motif Anggitan, merupakan motif tambahan atau pelengkap. Motif ini untuk mengisi ruang kosong dari motif baku.
3. Isen, merupakan motif penghias baku dan anggitan. Isen ini berupa titik-titik, garis-garis, dan gabungan dari berbagai motif batik.
Motif Batik Berdasarkan Paham Jawa Kuno
1. Meru, menggambarkan tanah dan bumi sebagai lambang kehidupan manusia.
2. Modang, motif matahari, melambangkan sumber tenaga dan kekuatan
3. Naga, melambangkan air sebagai sumber kehidupan
4. Kukila atau burung, menggambarkan angin yang memiliki makna dunia atas tempat tinggal para dewa.
5. Joli, melambangkan alat angkutan masa lalu atau melambangkan dunia tempat manusia hidup.
6. Gurda, Lar, atau Sawat, melambangkan mahkota atau kekuasaan tertinggi. Pada batik digambarkan dalam bentuk sayap burung Garuda
7. Baita Melambangkan air sebagai sumber kehidupan
8. Dampar, melambangkan tahta raja sebagai kekuasaan
9. Pusaka, menggambarkan senjata dan alat pertanian yang dikeramatkan Keraton Mataram. Pusaka melambangkan ketenangan dan kegembiraan
Makna Pemakaian Warna pada Batik
1. Klabang Ngatup Batik yang menggunakan warna hijau tua dan merah, dan melambangkan kekuatan untuk melindungi.
2. Mayang Mekar Merupakan perpaduan warna hijau tua dan putih, artinya melambangkan kemakmuran.
3. Godong Melati Warna batik adalah hijau dan putih yang melambangkan kemakmuran.
4. Podang Nyesep Sari Paduan warna merah keunguan dan kuning, melambangkan kehidupan yang baru.
5. Pare Anom Warna batik adalah hijau dan kuning yang melambangkan kemakmuran, digunakan sebagai kebesaran Keraton Mangkunegaran Surakarta.
6. Bangun Tulak Paduan warna gelap yaitu hitam atau biru tua dengan putih, melambangkan kekuatan.
7. Manten Anyar Warna hijau dan jingga melambangkan kebahagiaan. Motif Batik Bunga
Corak pada Batik
Corak batik merupakan kerangka gambar yang terdiri atas perulangan pola dan motif, seperti membentuk corak yang mirip dengan hewan dan tumbuhan atau yang disebut dengan Imba, yakni gambar tiruan bentuk alam yang digunakan sebagai motif batik, yang meliputi: air, api, awan, bebatuan, gunung, tumbuhan, bunga, serta bermacam-macam benda.
Motif tersebut juga dipengaruhi ketika agama Hindu masuk ke Indonesia, yakni berdasarkan kepercayaan, agama Hindu menganggap keramat hewan sapi, banteng, kerbau, gajah, dan burung.
Sedangkan, motif tumbuhan dan bunga pada batik antara lain raditya puspita (bunga matahari), kembang bangah (bunga kecil makanan ular), kembang kantil (bunga kantil), blanggreng (bunga kopi), sawut (bunga perdu), dan masih banyak lagi.
Umumnya, perlambangan pada motif berdasarkan larangan dan upacara tradisional dari paham Jawa kuno, Hindu dan unsur alam pertanian.
Advertisement