Hari Batik, Masker Scuba ‘Dibarter’ Masker Batik
Ada kegiatan unik dilakukan para polisi wanita (polwan) dari Polresta Probolinggo, Jawa Timur, untuk memperingati Hari Batik Nasional, Jumat, 2 Oktober 2020. Mereka menjaring pengguna jalan tidak pakai masker atau masih menggunakan masker scuba. Sebagai gantinya, mereka diberi masker bermotif batik.
Sekitar 200 masker batik “made in” UKM KTS Batik Tawangsari, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, dibagikan kepada pengguna jalan di simpang empat Jalan Panglima Sudirman-Jalan Hayam Wuruk dan di kawasan alun-alun.
Berdasarkan pengamatan, dalam waktu hanya beberapa menit, puluhan warga yang mengenakan masker scuba terjaring razia. Demikian juga pengguna jalan yang tidak bermasker seperti, tukang becak juga terjaring.
Salah satu warga yang terjaring, Ahmadi, 26 tahun, menggunakan masker scuba. Ia berjanji, tidak akan menggunakan masker scuba lagi.
“Maaf, saya tidak tahu kalau masker scuba tidak efektif,” ujar Ahmadi, pengguna jalan. Ia kemudian mengganti maskernya dengan masker batik yang lebih tebal.
Masker scuba langsung “dibarter” dengan masker batik. Sementara warga tak bermasker langsung diminta mengenakan masker batik.
“Sasaran pembagian masker khusus pengendara yang masih bermasker scuba atau bahkan tidak bermasker,” kata Kasat Binmas Polresta, AKP Retno Utami.
Terkait pemakaian masker scuba, kata AKP Retno, dinilai kurang efektif menangkal penuluran Covid-19. “Masker scuba memang praktis tetapi sangat tipis sehingga kurang efektif untuk mencegah corona,” katanya.
Disinggung mengapa memilih masker batik, Retno mengatakan, untuk memperingati Hari Batik Nasional. “Apalagi batik sudah diakui dunia melalui Unesco sebagai warisan budaya tak berbenda,” katanya.
Hal senada diungkapkan Lurah Jati, Endah Dwi Kumalasari. “Semoga penggunaan masker batik bisa mengangkat UKM perajin batik,” katanya.
Bu Lurah Endah menjamin, masker buatan warganya memenuhi standar kesehatan. “Soalnya, masker batik ini berbahan kain tebal dua lapis,” tambahnya.
Berdasarkan catatan, kerajinan batik di Kota Probolinggo termasuk “barang baru”. Meski demikian kini muncul puluhan perajin batik bahkan kampung batik di Kota Bayuangga itu.
Advertisement